Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Narsisus dan Suara dalam Kepala

18 Agustus 2016   07:36 Diperbarui: 2 September 2016   12:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah saya sedang bicara tentang autentisitas suara, sesuatu yang kini ditertawakan?

Tidak, saya tahu itu hampir mustahil. Derrida yang enigmatik itu sudah menunjukkan cara membongkar suara-suara besar dengan memeriksa jejak suara-suara kecil yang mendukungnya.  Suara-suara besar itu tidak ada, ia hanya kumpulan kompak dari suara-suara kecil yang disusun dengan tekun dan teliti. Ia seperti pentas orkestra dengan pemain yang terlatih dan dirigen yang berpengalaman.

Jadi, barangkali masalahnya adalah suara-suara dalam kepala ditujukan melayani apa?

Apakah ia melayani dirimu sendiri, dalam arti segala kegusaran hidupmu sebagai satu-satunya rahim yang melahirkannya? Atau melayani dunia di luar dirimu yang barangkali bisu atau terus dibikin tidak bersuara dalam hidupnya?

Dengan kata lain, suaramu atau suara saya, boleh menjadi Narsisus yang menyamar dalam medan percakapan politik, budaya, atau susastra. Narsisus yang tidak melulu mengabadikan tampang dalam wujud yang lahiriah. Tapi Narsisus yang mengawetkan segala "aku-aku" tanpa kenal waktu. Seolah "aku-mu" dan "aku-saya" yang paling layak dipertimbangkan sebagai acuan atau, secara pongah, adalah kebenaran. 

Narsisus yang akhirnya mati sendirian di tepi kolam.

Di setiap pagi, entah berapa kali 17 Agustus kembali, saya masihlah suara yang kedodoran dengan pertanyaan: suara saya melayani apa? Dan berkali-kali, setiap pagi, saya berusaha membunuh Narsisus yang pejal dalam kepala sendiri.

Semoga saya tidak menyerah!

***

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun