Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Puasa dalam Keberbedaan, Dua Catatan Pengalaman

14 Juni 2016   05:32 Diperbarui: 14 Juni 2016   21:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: bahaiteachings.org

Mungkinkah Tuhan didekati dengan ketakutan karena regulasi negara?

Dua catatan sederhana dari pengalaman menjalani puasa dalam keberbedaan ini cukup membantu membekali ruang batin saya dalam merantau dan berpindah hidup dalam lingkungan religio-budaya yang majemuk hingga hari ini. Ini tidak bermakna bahwa secara spiritual saya menjadi manusia yang lebih baik setiap hari. Bukan itu, karena sepenuhnya penilaian itu milik Sang Khalik.

Yang juga menjadi prasasti batin adalah dengan menjumpai pengalaman berpuasa seperti ini, saya berbangga diri sebagai manusia Islam Indonesia yang diberikan kesempatan beribadah puasa dalam lingkungan religio-budaya sangat majemuk. Dimana dengan begitu menjadi tahu bahwa kekayaan makna pluralitas bangsa tidak ditentukan oleh kehendak politis atas nama apa pun. Juga dengan begitu, menjadi tahu apa tanggungjawab saya untuk Indonesia Abad-21. Semoga saja.

Sudah mulai terang di langit Katingan Kalimantan Tengah sodara-sodari, mari memulai pagi. Salam.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun