Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Petaka Puisi

18 April 2016   23:04 Diperbarui: 18 April 2016   23:23 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Orang ini telah membaca puisi yang menghina akal sehat. Masa bunga dibaca bungga. Parahnya lagi, katanya bungga bisa tumbuh di karang,” jawab seorang warga.

Pak RT tersenyum. Sambil mengelus kumisnya yang jarang, ia menjawab ringan.

“Lha apa yang salah. Bungga memang bisa tumbuh di karang, bungga, b-u-n-g-g-a bukan b-u-n-g-a. Cocok kan? Ini namanya kekuatan imajinasi pujangga, harus begitu membacanya.”

Haaaaaaa?? Seluruh warga terpana dan mulai merasa pak RT berpihak. Ow..ow..amarah siap diledakkan.

Menyadari situasi makin gawat, dengan PD-nya pak RT menutup keterangan tambahan dengan berkata "puisi itu sejujurnya saya yang buat lalu dibayar HAKInya sama si peserta. Tidak melanggar ketentuan lomba bukan?"

Oalaah pak RT, minta dikepruk juga..gubraaak...praang...pletaaak...aduuh...aduuh..

Berhati-hatilah dengan puisi coi. Selamat malam, mari tidooor...

 

#Hidup Monica Belluci...

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun