“Orang ini telah membaca puisi yang menghina akal sehat. Masa bunga dibaca bungga. Parahnya lagi, katanya bungga bisa tumbuh di karang,” jawab seorang warga.
Pak RT tersenyum. Sambil mengelus kumisnya yang jarang, ia menjawab ringan.
“Lha apa yang salah. Bungga memang bisa tumbuh di karang, bungga, b-u-n-g-g-a bukan b-u-n-g-a. Cocok kan? Ini namanya kekuatan imajinasi pujangga, harus begitu membacanya.”
Haaaaaaa?? Seluruh warga terpana dan mulai merasa pak RT berpihak. Ow..ow..amarah siap diledakkan.
Menyadari situasi makin gawat, dengan PD-nya pak RT menutup keterangan tambahan dengan berkata "puisi itu sejujurnya saya yang buat lalu dibayar HAKInya sama si peserta. Tidak melanggar ketentuan lomba bukan?"
Oalaah pak RT, minta dikepruk juga..gubraaak...praang...pletaaak...aduuh...aduuh..
Berhati-hatilah dengan puisi coi. Selamat malam, mari tidooor...
#Hidup Monica Belluci...
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI