Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mimpi dari Masa Lalu, Sedikit Catatan

18 April 2016   05:35 Diperbarui: 18 April 2016   23:19 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dari acuan tipe seperti ini, saya menjadi tidak selalu menyiapkan ingatan untuk kembali ke masa lalu dalam keadaan sadar: duduk mengenang mereka yang pernah hadir hingga terkurung dalam nostalgia dan berdoa hari ini “boleh mengalami pengulangan masa lalu”.

Yang saya sadari hari ini adalah ketika menghadapi situasi yang memperingatkan harus hati-hati, kesadaran diri pasti secara spontan menghadirkan pengalaman yang sejenis dari masa yang sudah lewat. Ada proses “critical thinking” sebelum mengambil keputusan terhadap situasi (serius ya? sengaja, hihihi).

Apakah saya sudah lulus dari adopsi akan dua inspirasi di atas? Belum pemirsa, masih jauh dan semoga tidak tersesat.

Yang kini justru membuat saya sadar karena mimpi masa lalu tiga malam beruntun adalah masa lalu selalu memiliki cara memperingatkan hari ini, termasuk lewat mimpi. Masa lalu memiliki kehendak untuk hadir dengan caranya sendiri. Ia “meminta untuk dikenang dan dijadikan pelajaran” karena ia juga adalah peristiwa yang berharga, terlepas dari kelam atau bahagianya.

Tegas peringatan manusia adalah makhluk sejarah karenanya ia menjadi harus berdiri dalam irisan masa lalu sekaligus kekinian dan berhadapan dengan masa depan yang tidak bisa dikendalikan secara total.

George Orwell dalam 1984 pernah menitip pesan who controls the past controls the future. Who controls the present controls the past. Peringatan ini makin memperkuat bahwa pelajaran dari masa lalu perlu dijadikan endapan kekayaan maknawi yang terus disegarkan untuk menjadi bagian dan kumpulan energi baik manakala berhadap dengan rangkai peristiwa harian yang membutuhkan penanganan dengan cara-cara baru yang lebih bermakna.

So, bersikap fleksibel, jangan kaku-beku, dan selalu gembira dalam belajar pada pengalaman yang baru. Jadi Dwi Greepong, jangan cemas berlarut atas kesendirian karena diacuhkan Encum, kesepianmu bukanlah sesuatu yang spesial. Highig..

Selamat pagi, mari sediakan diri untuk selalu bersyukur.

***

#Hidup celana!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun