Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duh

21 Maret 2016   22:36 Diperbarui: 21 Maret 2016   23:31 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="convozine.com"][/caption]

Kesekian kali, aku mencari kamu,
pada kalender yang lepas angkanya,
kabur keterangannya pula,
duh!

Pindah aku ke lembar buku,
menelusuri cerita harian penuh ditulisi kenanganmu,
tapi halaman-halamannya telah pula menjadi abu,
waduh!

Huuuuuh,
kemana lagi bisa kutemukan kamu?

Oh ya, barangkali di jendela, di depan temaram senja,
kamu senang duduk di situ, dulu
menantiku pulang membawa cinta,
untuk kalender yang tak lepas angkanya,
dan buku harian agar tak abu halamannya

Ganti aku bermenung di jendela,
memandang jalan nelangsa,
menghitung tiada yang berjaga,
menjumlah sunyi yang menjadi-jadi,
mendoa kamu kembali dari balik sepi

Sementara di langit gersang,
kulihat senyummu terbang,
menjadi gelap awan, hujan,
basah ke tanah, membasuh genangan-genangan kesepian,

Walau telah kutahu,
pada jendela yang makin sendu,
aku serupa ibu yang menunggu,
tak kenal waktu,
tak punya buku

setiap hari masih saja mencari-cari kamu!
Duh

 

[2016, pada hari Puisi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun