Oh ya Puisi, Mbah Sapardi pernah menulis begini:
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"
tanyamu.
Kita abadi.
[1982]
Puisi, barangkali denganmu, kesaksian kami yang hidup hari ini boleh juga dikenang. Walau tak mesti seabadi mengenang Chairil Anwar dan warisan permenungan puitiknya.
Selamat merayakan dirimu, hari ini, di seluruh dunia: PUISI!
***
*) Tentang World Poetry Day, sila kunjungi www.unesco.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H