Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Sesak Sekali

17 Maret 2016   17:04 Diperbarui: 17 Maret 2016   17:09 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="patah hati/sumber: katagalaubagus.blogspot.com"][/caption]Minggu ketiga: terinspirasi lagu

“Mengapa tidak meneruskan. Setelah sedemikian akrab, masih menimbang segan?”

“Bukan. Tidak karena menakar segan. Ah, kapan kau bisa mengerti...tidak semua hal harus jelas detilnya, hadeeeh.”

“Lantas apa, bila tak enak hati, masih bukan segan namanya?”

Percakapan tak berujung. Selalu seperti itu. Kau menyediakan perhatian dan aku membisu. Sempurna, jiwa-jiwa kita kembali menutup.

Kau tidak pernah berpikir bukan keengganan yang menahanmu mengetahui terlalu banyak keseharian keluh kesahku. Bukan segan, bukan tak enak hati. Duh!

“Ya sudah.”

Tit.tit.tit.tit. Telpon kau putuskan.

***

Hah, hari-hari yang kacau. Pekerjaan berantakan, kesehatan terguncang. Sendiri berbaring dalam kamar rawat ini sungguh derita dari yang paling sengsara. Hanya menatap langit kamar dan dinding putih tak bicara.

Atau, kutelpon saja kamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun