Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa di Atas Keramba

7 Januari 2016   18:12 Diperbarui: 8 Januari 2016   05:59 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Iya Ji. Kemarin saja waktu bibit ini dilepas, banyak sekali yang mau bikin keramba. Insya Allah jika permulaan ini berhasil, ada contoh yang bikin mereka yakin dengan budidaya nila. Jadi anggap saja ini pembelajaraan semua walau korbannya ribuan bibit, hehehe.” kali ini si Abang, ketua kelompok yang menjawab sembari terkekeh.

Mereka berdua, sepertinya sudah selesai dengan gundahnya. Mereka seperti mau bilang kita fokus pada solusi dan kehendak untuk terlibat menghadapi masalah bersama, apalagi sebagai “pemula” dalam suatu rancangan usaha.

Keberhasilan usaha ini bukan milik milik tiga kelompok. Ia akan mewakili keberhasilan warga desa. Dan yang paling penting, saya melihat cahaya semangat yang tidak redup lekas-lekas. Cahaya yang penting sekali disambut gairahnya ketika berhadapan dengan kesulitan harian dan kemiskinan yang rentan menghantar manusia menjadi fatalistik atau anarkis.

“Ya Insya Allah saja kematian ikan-ikan ini untuk menguji semangat kami agar lebih bekerja keras dan berhasil panen nanti.”

Satu lagi pokok yang mereka terangkan: berdoa dan berusaha, ikhtiar dan tawwakal.

***
Sesudah pukul tujuh malam.

Pertemuan sederhana itu dilaksanakan dengan duduk lesehan, tak ada kursi dan meja. Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan kelompok dan pengurus lembaga pelaksana. Sesudah mendengar penjelasan dari wakil kelompok yang “kena musibah” kematian itu, mereka bersepakat untuk menyumbang dana dan membeli bibit nila yang baru dalam waktu dekat. Jalan keluar itu dipilih bersama.

Kecemasan karena ikan Nila yang mati ribuan sudah dibagikan dalam pertemuan tersebut. Tidak ada yang menolak sumbangan dana dari pengurus lembaga. Mereka semua memiliki rasa prihatin dan tetap berkeinginan jika berhasil, maka harus berhasil bersama-sama pula. Masih ada tantangan-tantangan lain yang menyambut sesudah kematian Nila dalam jumlah banyak ini.

“Kita jangan bekerja sendiri-sendiri, harus menjaga kekompakan. Insya Allah usaha permulaan kita ini bisa berhasil dan berkembang sehingga warga yang lain juga bisa ikut merasakan manfaatnya.” kata Ketua Lembaga menutup pertemuan.

Sebuah ajakan dan doa yang sederhana saja. Doa sederhana yang merawat harap di atas keramba.

Selamat sore, salam!

 

[Katingan, Kalteng. 2016]

***
Bahalap = baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun