Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan Kecil Natal

21 Desember 2015   09:26 Diperbarui: 24 Desember 2018   18:55 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Anak-anak, kam sudah makan ka belum? Kalau belum, makan dulu. Tante lagi bikin papeda kuah ikan kuning tu.” suara berat itu menghentikan percakapan serius mereka.

“Betulkan Oom? Adooh, Aji, ko pelanggaran sekali. Masa tra ajak tong makan dari tadi.” jawab Petrus sambil menatap Aji yang cengengesan.

Empat bersahabat itu lalu mengikuti suara berat itu masuk ke dalam rumah. Makan papeda bersama.

***
Dua hari sebelum natal. Pada sebuah sore yang mendung.

Rumah panjang meniru model barak militer itu mulai sibuk berbenah. Beberapa bagian dindingnya sedang dicat. Halaman berukuran sedang yang sering menjadi lokasi bermain sepakbola bocah-bocah saban sore kini mulai ditata rapi. Sebentar lagi perayaan natal, semua warga rumah barak itu bersiap menyambutnya. Sebagian isi rumah barak itu dihuni oleh guru-guru yang merupakan keturunan suku asli dari Serui dan Biak. Beberapa dari Jawa dan Sumatera.

Fredy sedang menunggu tiga sahabatnya datang. Ia seperti gelisah. Dilihatnya langit, mendung tebal tak juga pergi dari langit. Lalu datang tiga bocah dengan membawa sepedanya masing-masing.

“Bah, kam lama sekali eh.” sambut Fredy dengan nada antara cemas dan kesal. Ketiga kawannya hanya tersenyum. Mereka lalu masuk ke dalam rumah, duduk di teras bersama Fredy.

Hanya Aji yang segera masuk ke dalam dan berteriak. “Tante...Tante..su bikin kue Natal ka belum?”

Seorang Mama Papua dengan rambut keritingnya yang mulai beruban berjalan dari arah dapur yang terletak di bagian belakang. Melihat Aji, ia tersenyum. Lalu dipeluknya bocah kecil itu.

“Tante tra bikin kue, nanti kaka Maria yang bawa kue kesini. Tapi Tante ada bakar sagu gula merah di belakang, ko suka?,” tawar Mama Papua itu untuk menenangkan hati bocah yang sudah seperti anaknya.

“Tante betulkah? Wooooi, kam tiga cepat kesini, ada sagu bakar gula merah nih.” teriak Aji memanggil tiga sahabatnya. Seolah saja ia adalah Fredy sedang Fredy adalah tamu. Sekejap, mereka berempat berlari ke belakang, menuju dapur lalu duduk melantai menunggu sagu gula merah favorit itu dihidangkan dengan teh manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun