Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Surat Buat Bang Aldy Arifin: Kami Masih Dikepung Asap

13 Oktober 2015   10:36 Diperbarui: 13 Oktober 2015   12:26 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu sebelum ini, seorang kawan mengirim foto anak lelakinya dengan masker duduk juga bermain tanah seorang diri di teras rumahnya. Padahal waktu itu sudah sore, seharusnya anak-anak sedang bergembira bersama teman-temannya. Pada foto anaknya itu, kawan saya menyertakan keterangan : pedih liat anak-anak main di depan rumah pake masker!

Pagi ini, asap masih seperti itu, memaksa anak-anak diam di rumah!

Sesudah balik dari warung, seorang teman memberi kabar kalau banyak pelangsir perahu yang masih ngetem di dermaga. Sebabnya sama juga, asap di terusan besar yang menghubungkan DAS Katingan dan DAS Mentaya (Kotawaringin Timur) sangat pekat. Bisa celaka jika mereka memaksa berangkat. Selain juga, perjalanan menjadi lebih berat karena kemarau panjang telah membuat debit air di terusan itu turun jauh hingga hanya setinggi betis orang dewasa saja.

Kemarau bersama asap di tempat ini bukan saja berbahaya bagi kesehatan. Tapi berbahaya juga bagi keuangan. Biaya transportasi ke Sampit naik dua kali lipat. Belum lagi waktu yang harus terbuang karena menempuh sungai terusan yang kering. Belum lagi jika ada anak-anak atau orang tua yang sakit karena tikaman pedih asap pada parau-paru mereka.

Jadi pada dasarnya, keadaan di sini belum lagi beranjak jauh dari kepungan asap. Mungkin yang agak menenangkan karena posisi kami agak dekat dengan muara saja sehinga pergerakan angin laut dan gelombang masih mengantar pasang air ke sini. Karena itu kadar udara masih bisa dikonsumsi dengan hati sedikit nyaman. 

Surat ini saya sudahi Bang, [kalau kepanjangan nanti jadi lebay!]. Dengan harapan Abang baik-baik saja di sana. Kalau sudah online, ditunggu kritik-kritiknya kembali menyemarakkan Kompasiana. Sepi juga nih lapak-lapak dari komentar Abang yang segar dan bikin ketawa-ketiwi hihihi. Lagi pula, agaknya, Pakde BamSet butuh teman agar tidak maki-maki politik dagelan DPR sendiri. Hehehe!

Selamat Pagi Bang. Semoga baik dan sehat adanya.

Wassalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun