Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Selasa Pagi Dan Pesan Biru Dari Admin

24 Maret 2015   08:08 Diperbarui: 24 November 2019   07:48 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah benar tulisan-tulisan saya sudah memenuhi syarat pun memberi dampak seperti itu? 

Saya merasa masih jauh dari ukuran-ukuran tersebut. Empat kategori ini bukan ukuran yang mudah buat saya. 

Terutama jika keempatnya saya masukkan sebagai satu disiplin diri dalam bergiat di Kompasiana secara ketat dan konsisten. Sebagai disiplin diri inilah, para penyandang warna biru pada huruf VERIFIKASInya harus menjaga agar tetap berada di level terbaik dalam menulis. 

Sementara kita tahu, berada pada 'level terbaik' menulis itu bukan perjuangan yang mudah. 

Sebab, dalam pengalaman terbatas saya, menulis adalah perjuangan yang melibatkan keserasian lahir batin luar biasa. 

Keserasian lahir batin itu adalah kerjasama solid antara isi pikiran, suasana perasaan, kinerja mata dan tangan, serta, ini juga pokok, menulis dalam suasana yang cukup nyaman.

Jika ini gagal dikelola, maka sekejap saja kita akan berputar-putar pada tulisan yang tiada ujung lalu berhenti secara tiba-tiba. Lantas jenuh, kesal dan menghapusnya. 

Bahkan tak sedikit dari kita yang pernah menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekedar satu tulisan bisa diposting di Kompasiana. Sesudah diketik, membacanya lagi, mengeditnya lagi, membacanya lagi. 

Ini jelas bukan sembarang perjuangan, membutuhkan kesabaran yang luar biasa untuk memeriksa tulisan sendiri dan meyakininya kalau sudah boleh dibagikan. Mungkin karena itulah, ada banyak tips-tips yang sudah ditulis rekan-rekan Kompasiana untuk membantu berjuang menghadirkan level terbaik dalam menulis, seperti terus membaca atau memperhatikan struktur logika dan teknik penulisan yang bisa memberi makna pada pembaca.

Di sini, yang hendak saya lengkapi barangkali: centang biru juga menjadi alat kontrol diri untuk tetap berjuang agar bertahan pada level terbaik kepenulisan seturut standar yang dikehendaki oleh aturan main Kompasiana. 

Saya tidak bilang bahwa berwarna hijau lantas tidak penting memperjuangkan level terbaik kepenulisan. Prinsipnya sama saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun