Mohon tunggu...
Tuti Nurdian
Tuti Nurdian Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi

Universitas Nusa Putra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna dan Implementasi Trilogi Nusa Putra Dalam Kehidupan Sehari-Hari

2 Maret 2024   14:35 Diperbarui: 2 Maret 2024   15:01 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah hadis juga dikatakan, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya." - (H.R. Bukhari).  Maka dari itu, hendaknya kita sebagai hamba Allah Swt yang beriman agar selalu mempelajari Al-Qur'an dan mengamalkan apa-apa yang kita peroleh dari mempelajari Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, karena Allah SWT selalu memberikan cinta kasih kepada umatnya yang mau berusaha dan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya.

Pengimplementasian terhadap point ini Seperti halnya aktivitas sehari-hari seperti membaca Al-Qur'an, berdoa kepada Allah SWT, dan Sholat lima kali sehari, semua umat Islam berpuasa selama bulan Ramadhan. Saya juga terkadang berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Karena memasukkan nilai-nilai trilogi Nusa Putra yaitu "Amor Deus", kegiatan ini wajib dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.

AMOR PARENTIUM (Cinta kasih Kepada orang tua)

tutiinurdiian.ac.id
tutiinurdiian.ac.id

tutiinurdiian.ac.id
tutiinurdiian.ac.id

Allah SWT menjadikan pada hati kedua orangtua rasa cinta yang begitu luas terhadap anak-anaknya, agar keduanya senantiasa merasa rindu untuk saling menjaga dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya tumbuh dewasa. Maka dalam Amor Parentium berfungsi sebagai dasar dari trilogi Nusa Putra kedua. Untuk menjunjung tinggi ajaran dan prinsip-prinsip yang terpuji dari para rasul, nenek moyang, orang tua, pengajar, dan orang-orang saleh yang datang sebelum kita, orang Nusa Putra mengandalkan cinta mereka kepada orang tua mereka, yang dikenal dengan amor pinrentium. Tanpa mengikuti dan meneladani para rasul, leluhur, orang tua, guru besar, dan tokoh-tokoh agama yang datang sebelum kita, mustahil bagi kita sebagai manusia untuk memahami apa yang benar dan salah secara moral.

Sejak saya masih kecil sampai sekarang, orang tua saya telah mendidik saya. Sejak saya masih kecil hingga sekarang, banyak yang telah dipersembahkan kepada mereka. Saya berterima kasih kepada mereka karena mereka telah memungkinkan saya untuk lulus dari sekolah menengah dan bisa mengkuliahkan saya. kasih sayang orang tua yang tak tergoyahkan yang ditunjukkan kepada adik-adik saya dan saya. Saya selalu menghormati orang tua kami karena kami mencintai mereka. Ada banyak layanan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya karena merekalah yang mengajari kita, merawat kita, dan membuat kita bahagia. Oleh karena itu, saya sangat berharap para pembaca dapat mempraktikkan prinsip-prinsip ini, karena ini adalah salah satu hal yang harus mereka lakukan setiap hari.

Cara saya menerapkan point ini pada kehidupan saya sehari-hari yaitu dengan mematuhi peraturan yang diterapkan oleh orang tua saya, contoh kecilnya yaitu tidak pulang terlalu malam dan sebagainya, dan membantu orang tua untuk berbelanja kepasar.

AMOR CONCERVIS (Cinta kasih kepada sesama)

tutiinurdiian.a.c.id
tutiinurdiian.a.c.id
tutiinurdiian.ac.id
tutiinurdiian.ac.id

Karena Tuhan menghendaki adanya perbedaan, maka mahasiswa dan civitas yang ada di Nusa Putra diikat oleh cinta kasih untuk menyikapi setiap perbedaan dengan damai. Sebagai mahasiswi yang beragama muslim, dan berdasarkan Islam menegaskan bahwa orang harus tertarik atau mencintai satu sama lain. Menurut sebuah hadits nabi, "belum sempurna agama seseorang sampai dia mampu mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai diri sendiri." Seseorang tidak mungkin memiliki keinginan untuk menempatkan dirinya dalam situasi yang buruk, menanggung penderitaan, kehilangan segalanya, atau lebih buruk lagi, terluka. Hal yang sama berlaku untuk membiarkan individu membawa sentimen yang mereka benci sebagai cara untuk menunjukkan cinta kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun