Mohon tunggu...
Tuti Trisnowati
Tuti Trisnowati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Teacher, Bloger dan suka traveling. Menulis adalah salah satu cara untuk terus belajar, berkembang dan meningkatkan kompetensi diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayo, Wujudkan Kegembiraan Membaca Buku

27 Februari 2023   22:29 Diperbarui: 28 Februari 2023   01:13 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya membaca buku seharusnya tumbuh dari kemerdekaan anak -anak untuk membaca buku yang menyenangkan dan sesuai minatnya.  Sebab membaca buku bukanlah sebuah kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan, karena minat yanng tumbuh dari dalam diri.

Sabtu (27/2) siang, Mas Mentri Nadiem Makarim, dalam paparannya ketika meluncurkan Merdeka Belajar episode 23 tentang Buku Bacaan bermutu untuk Literasi Indonesia mengatakan, "Buku menjadi pilar terpenting dalam interaksi kita dengan anak-anak kita, juga merupakan pilar terpenting dalam menumbuhkan intelektual pertumbuhan kognitif dan emosional anak -- anak kita".

Menurut mas Menteri, permasalahan fundamental yang perlu diperhatikan dan harus diubah saat ini adalah bahwa Indonesia masih mengalami darurat literasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan rendahnya Hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021, dimana 1 dari 2 peserta didik kita belum mencapai minimum kompetensi literasi. Ini memang bukan fakta baru, hasil AN ini konsisten dengan hasil PISA 20 tahun terakhir yang menunjukkan skor literasi membaca siswa Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan.

Karena alasan tersebut, untuk meningkatkan literasi, diperlukan peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik serta difasilitasi ketersediaan ketersediaan dan pemanfaatan buku secara tepat. Buku berperan penting dalam peningkatan kompetensi literasi dan penumbuhan minat baca.

Pemilihan buku yang tidak tepat membuat upaya penumbuhan minat baca tidak efektif. Rudine Sims Bishop (1990) menegaskan pentingnya menyediakan berbagai macam buku yang dapat berperan sebagai jendela, pintu geser dan cermin bagi pembaca.

Maka untuk mendukung peningkatan literasi peserta didik pada tahun 2022, Kemendikbudristek melalui kolaborasi BSKAP, Ditjen PDM, dan Ditjen GTK meluncurkan program Buku bacaan bermutu untuk Literasi Indonesia.

Ada 3 pilar utama untuk   program Buku Bacaan bermutuuntuk literasi Indonesia, yaitu:

1. Pemilihan dan perjenjangan buku bacaan bermutu.

Kemendikbudristek telah memilih 716 judul buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai minat dan kemampuan baca anak. Judul buku dipilih dari latihan menulis dan ilustrator lokal, terjemahan dari bahasa daerah dan bahasa asing serta modul literasi numerasi kelas 1-6 sd.

Pemilihan dan perjenjangan buku bertujuan menghadirkan buku bacaan menarik, memikat, menyenangkan untuk dibaca dan berkolerasi dengan keseharian anak. Buku -- buku yang telah dikurasi itu pun di jenjangkan, agar guru dapat mengklasifikasi dan mengkategorisasi anak -- anak berdasarkan  kemampuan baca anak. Buku -- buku tersebut dapat juga diakses melalui platform digital kemendikbudristek dan mitra-mitra kemendikbud.

2. Cetak dan distribusi. 

Lebih dari 15 juta eksemplar buku telah dicetak dan didistribusikan ke 5.963 PAUD dan 14.595 SD di daerah 3T dan daerah dengan nilai kompetensi literasi/numerasi yang rendah.

3. Pelatihan dan pendampingan

Kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan adalah kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola buku bacaan dan memanfaatkannya untuk peningkatan minat baca dan kemampuan literasi siswa. Pengelolaan tersebut meliputi; memajang, merawat dan merotasi atau menyimpan buku bacaan tersebut sehingga menarik.

Sebelum anak dapat membaca buku, maka hal mendasar yang harus dilakukan adalah membacakan buku tersebut, agar anak dapat menyenangi buku bacaan. Karena itu, selain pelatihan tentang pengelolaan maka pelatihan berikutnya adalah dalam hal pemanfaatan buku bacaan berupa; membaca nyaring, membaca bersama, meminjamkan buku, menggunakan buku untuk kegiatan ekstrakurikuler dan menggunakan buku untuk melatih guru/ sekolah lain.

Materi -- materi pelatihan tersebut dapat diakses semua kepala sekolah dan guru baik yang menerima buku ataupun tidak melalui PMM (Platform Merdeka Mengajar)

Menyebarkan kegembiraan membaca membutuhkan kerja sama dan gotong royong berbagai pihak, diantaranya pemerintah, sekolah, komunitas, keluarga dan orang tua.

Dalam kesempatan tersebut, Mas Menteri juga menghimbau pemerintah daerah, sekolah, komunitas dan orang tua untuk bergotong royong bersama-sama mensukseskan program ini, untuk mendorong peningkatan literasi peserta didik.

Ayo, sebarkan kegembiraan membaca di mana saja, kapan saja!

Sumber; paparan Mas Menteri Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 23; Buku Bacaan bermutu untuk Literasi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun