Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dibutuhkan minimal 4% enterpreneur dan UMKM inovatif. Di beberapa negara maju rasio Enterpreneur rata-rata sudah mencapai 12%. Jadi apabila Indonesia ingin maju, enterpreneur dan UMKM selain produknya, kualitas sumberdaya manusianya juga harus ditingkatkan.
Kalau kita bandingkan dengan entrepreneur negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand kita masih tertinggal. Saat ini enterpreneur Indonesia masih berkisar 3,74%, sedangkan Thaliand 4,2%, Malaysia 4,7%, dan Singapura 8,7%. Padahal jika dilihat dari jumlah penduduk dan peluang Indonesia untuk melahirkan Enterpreneur dan UMKM sangat memungkinkan.
Dari sisi produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia sebenarnya cukup beragam, mulai kerajinan tangan, cendera mata, makanan, sampai dengan pakaian. Dari sekian banyak produk UMKM yang peluangnya cukup besar antara lain produk makanan. Produk makanan sendiri julah dan jenis juga beraneka ragam, mulai makanan siap saji sampai makanan olahan. Sedangkan bahan bakunya sangat pariatif tergantung produk apa yang akan buat atau diolah.
Kalau kita berwisata ke Sukabumi, mulai dari Cicurug, Parungkuda, Cibadak, Cisaat sampai dengan Sukaraja dan Gegerbitung banyak UMKM yang menyediakan produk olahahan sebagai oleh-oleh khas Sukabumi.
Salah satu lokasi wisata yang saat ini cukup viral adalah Situgunung, Cisaat, Sukabumi. Sebenarnya daerah Cisaat ini selain terkenal dengan produk cendera matanya berupa pedang, pisau, golok petok, sangkur, belati, cangkul dan sebagainya. Juga produk olahannya sebagai oleh para wisatawan yang berwisata Situ Gunung, Cisaat, Sukabumi juga cukup banyak, seperyi Moci, Kue Ali, dan tentu saja ikan asin nila dan pindang nilem atau sigurilem (Nilem Gurih dan Pelem).
Setelah menghabiskan waktu istirahat Anda di Situgunung atau Selabintana, Sukabumi Anda bisa mampir ke daerah Cibaraja, Cisaat, Sukabumi. Di sini banyak produk olahan berupa berupa ikan nila, lele dan nilem yang diawetkan.
Salah satu produk ikan yang diawetkan adalah buatan UMKM yang dikelola saudara Dadang Sulaeman, dengan nama UMKM "Minaraja Fish Food", dengan alamat Kampung Cibaraja, Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat, Sukabumi. Adapun produk olahan yang dihasilkan antara lain (1) Ikan asin nila siap goreng (2) Ikan asin nila siap saji (3) Ikan lele goreng siap saji (4) Ikan nila goreng siap saji, dan (5) Pindang nilem pelem.
Produk olahan “Minaraja Fish Food” tersebut dibuat secara tradisional dengan memperhatikan kualitas ikan nila (Oreochromis niloticus) dan lele (Clarias gariepinus x Clarias fuscus) dan ikan nilem (Osteochilus vittatus) yang akan diolah. Produk-produk olah ini dikerjakan tangan-tangan trampil dan tidak menggunakan bahan pengawet. Dalam hal ini produk olahan Minaraja Fish Food cukup memanfaatkan garam dengan bumbu tradisional dan dijemjur matahari sehingga menghasilkan.
Cara pembuatan
Untuk ikan asin nila siap goreng : Bahan baku yang digunakan adalah ikan nilai segar dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Ikan nila yang sudah dibersihak dan dibelah kemudian dikasih garam, kemudian dijemur kurang lebih 4 jam atau sampai dengan kering sehingga ikan sudah bisa dikemas dengan berbagai ukuran dan tentu saja siap dipasarkan.
Ikan nilai yang sudah dibumbui dan kering tersebut juga ada yang dijual dalam bentuk ikan asin nila siap saji. Sebenarnya produk ini sama hanya dikemas setelah digireng, sehingga menghasilkan produk ikan nila asin goreng siap saji. Setelah digoreng dengan warna yang hampir kecoklatan ditiriskan dan diangin-anginkan supaya dingin. Kemudian ikan asin nila siap saji bisa langsung dikemas dan dipasarkan.
Produk lain yang juga dikerjakan atau diproduksi oleh disiapkan Minaraja Fish Food adalah lele goreng siap saji. Lele goreng siap saji ini sebenarnya bukan lele seperti “Pecel Lele”, melainkan lele yang sudah dibersikan, kemudian ditambahkan bumbu tradisional seperti garam, kunyit yang sudah dihaluskan dan dimarinasi. Setelah itu digoreng sampai dengan kering dan lele siap dikemas dan dipasarkan.
Selain goreng lele, ada juga ikan nila goreng. Cara membuatnya sama seperti lele goreng begitu juga bumbu-bumbu yang digunakan juga sama. Dalam hal ini ikan nila dibersikan, dicampur garam dan kunyit yang dihaluskan dan digoreng. Setelah matang ikan nila goreng siap dipasarkan.
Produk lain yang dibuat adalah pindang ikan nilem. Bahan yang digunakan tentu ikan nilem dengan berbagai bumbu tradisonal seperti gulam, salam. Sereh, kunyit dan tentu sagaram.
Cara membuatnya sedikit berbeda dibandingkan dengan ikan nila asin dan lele goreng tadi. Pembuatan ikan nilem pindang seperti biasa dibersikan, kemudian tambah bvuku seperti garam, gula, kunyit, salam, sereh dan lain-lain kemudian dipindang sampai dengan matang. Proses pemindahan ini memerlukan waktu kirang lebih 8 jam.
Setelah ikan nilem pindang matang, kemudian didinginkan. Kemudian ikan nilem pindang tersebut dikemas dan siap dipasarkan. Produk ini memang mirip dengan “cue” kata orang sunda.
Semua produk yang dihasilkan oleh Minaraja Fish Food dipasarkan secara offline dan online melalui berbagai plaform media sosal yang ada. Namun demikian tidak sedikit masyarakat yang langsung datang ke sentra produksi ikan asin nila dan pindang ikan nilem tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H