Nalar kritis menggerakkan kita agar terus berusaha menjadi lebih baik. Kemudian memiliki kesadaran untuk terpanggil menebar manfaat. Bahagia melihat orang lain bahagia dengan karya terbaiknya. Bukan pura-pura bahagia karena banjir yang melanda. Hanya keledai yang "bahagia" masuk pada lubang yang sama. Berkali-kali dilanda banjir malah sibuk menyalahkan pohon, mengapa tidak mau tumbuh? Menyalahkan yang membuat video banjir kok diviralkan, menyalahkan tukang sampah, kok tidak bersih ketika membersihkan sampah. Sudah terlalu lama kita menunggu uluran tangan orang lain untuk mengatasi banjir. Ayo bergerak, jangan menunggu kebaikan datang, berburulah kebaikan. Kita memang tidak mungkin memetik semua buah yang ada dalam satu pohon, tapi paling tidak kita dapat menikmati buah tersebut meskipun beberapa biji saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H