Mohon tunggu...
sigit purwanto
sigit purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya jurnalis. Pemburu durian. Ketua durian traveler Indonesia

suka jalan-jalan. selalu mengamini di setiap persimpangan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berburu Durian di Selatan Jawa Timur Part II

4 Agustus 2017   15:31 Diperbarui: 4 Agustus 2017   23:20 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Jalan menuju desa Rocopolo cukup membuat saya degdegan. Jalan kecil  berliku dengan tikungan tajam. Sebentar - bentar saya menghela nafas   melihat kabut mulai menyesir. Daerahnya sangat sepi hanya beberapa rumah  bergerembol habis itu lenyap ditelan untaian bukit rindang. Apakah saya  salah jalan?..

 "Kelewatan mas" !!! "nanti ada pertigaan samping warung bakso belok kiri naik keatas" Kata seorang warga yang saya tanya.

 Saya mengerutu, susah kali mencari perkebunannya.tapi apalah, sudah tanggung jauh.

 Dari perempatan,  jalan raya sudah berakhir diganti dengan jalan cor  yang terbelah dua. Hujanpun tiba-tiba  jatuh sangat lebat. Bulu kuduk  saya merinding menapaki jalan sempit yang diganjal jurang terjal.  Kabutpun seakan berkumpul meradang melihat kedatanganya saya.  Piuh...baru kali ini saya merasakan takut di siang hari..

Dok.pribadi
Dok.pribadi
 "Rumahnya disebelah kanan, ada turunan terjal". Begitu informasi yang  saya dapet dari petani yang yang lewat. Rumah didesa ini seperti tak  berteman. Mereka angkuh sendiri-sendiri bergelanjut di sudut tepian  jurang.  Kabut sore sungguh sungguh memotong jarak pandang mata saya.  Bersabarlah nanti pasti ketemu..

 "Ini pasti rumahnya" kata teman  saya seorang jurnalis senior. Tak peduli hujan lebat saya berlari  menuruni jalan kecil yang licin. Si pemilik  rumah terlihat curiga  ketika kami datang. Dengan menenteng handuk merah, dia mulai mencungkil  informasi, siapa kami gerangan yang berani datang.

Bibirnya yang mengeras mulai mengendur saat dia tahu kami hanya cecunguk penggila durian.

"Yo wis telat mas, sudah habis durianya. Kemaren loh pas lebaran mulai panen. Lumayan musim ini 1500 buah"..

Gubrak, inilah akhir dari perjalan saya. Cukup mengenaskan tapi toh itu resiko. Ini bukan sinetron happy ending.

"Tapi sebentar" kata beliau yang belakangn saya tahu namanya pak Sobur.

Dari balik tirai dapur dia membawa 3 buah durian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun