[caption caption="Iskandar Zulkarnain pengelola kompasiana saat memandu acara diskusi pendewasaan usia perkawinan di hotel Puri Indah Kota Mataram"][/caption]Untuk pertama kalinya kompasiana menyelenggarakan acara nangkring bareng Kompasiana dengan Kompasianer termasuk dengan beberapa blogger asal Nusa Tenggara Barat, kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional NTB membahas tentang pendewasaan usia perkawinan di hotel Puri Indah Kota Mataram
Acara nangkring bareng tersebut menjadi istimewa dan tidak sekedar acara nangkring biasa, karena selain baru pertama kali diselenggarakan di Kota Mataram, acara nangkring tersebut juga menjadi ajang silaturrahmi dengan para kompasianer lain yang selama ini juga aktif menulis di kompasiana, berbagi, sharing pengalaman dan pengetahuan seputar ngeblog
Mengingat kompasianer termasuk para blogger dengan berbagai latar dan profesi, mulai dari mahasiswa, jurnalis, wiraswasta maupun ibu – ibu rumah tangga, selama ini lebih banyak saling mengenal dan menjalin komunikasi melalui media sosial, tanpa pernah bertemu dan bertatap muka secara lansung.
Ada banyak pengalaman dan pengetahuan baru didapatkan di acara nangkring bareng kompasiana, terutama pengetahuan tentang bagaimana pernikahan dini telah menimbulkan dampak buruk terhadap keberlansungan hidup dan masa depan anak, tidak saja terhadap perkembangan ibu dan anak, tapi juga terhadap masa depan anak yang menikah di usia dini.
Pernikahan yang tidak dipersiapkan secara matang, juga cendrung berdampak pada kesiapan mental anak yang menikah dini menjalani kehidupan berkeluarga. Dampak paling nyata yang ditimbulkan akibat dari pernikahan usia dini bisa dilihat dari angka kematian ibu dan anak termasuk juga menyebabkan terjadinya perceraian dan hal tersebut menjadi salah satu penyebab Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah sulit bisa mengalami kemajuan termasuk NTB
[caption caption="Peserta nangkring bareng kompasiana"]
Acara nangkring bareng tersebut juga berupaya bagaimana mendorong para kompasianer dan blogger melakukan gerakan bersama dengan memanfaatkan media sosial melakukan edukasi kepada mayarakat, berbagi informasi, ide dan gagasan mencerahkan, karena keberadaan media sosial selama ini telah terbukti cukup efektif menjadi media penggerak melakukan perubahan
Namun yang menjadi persoalan kemudian, dari hasil diskusi dan dialog dilakukan pengelola kompasiana, Iskandar Zulkarnain di acara nangkring bareng, dari sekian perseta yang hadir, baru separuh dari peserta yang suka menulis dan memiliki akun media sosial seperti bloger, kompasiana, termasuk beberapa jenis akun media sosial lain sebagai media untuk menulis
Hal tersebut juga bisa terlihat dari peserta yang mendaftar di acara nangkring bareng kompasiana kerjasama dengan BKKBN NTB beberapa hari lalu melalui akun resmi kompasiana, meski pendaftaran telah dibuka semenjak beberapa hari lalu, jumlah pendaftar sangat sedikit, bahkan sampai hari terahir pendaftaran tanggal 31 Oktober, peserta yang mendaftar hanya sekitar 30 orang dari jumlah ditetapkan panitian sebesar 50 peserta
Bandingkan dengan kota lain misalkan, setiap kompasiana digandeng sejumlah lembaga menyelenggarakan acara nangkring bareng, antusiasme peserta yang mendaftar demikian tinggi, bahkan untuk kuota peserta 50 orang saja dalam jangka waktu dua sampai tiga hari saja, pasca dibuka sudah habis terisi para kompasianer maupun para bloger yang aktif menulis di media sosial
Persaingan memperebutkan menjadi peserta tersebut memang bukan suatu hal mengejutkan, karena selain bisa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru tentang materi acara nangkring bareng, kompasianer juga berkesempatan menjalin silaturrahmi dan beratatap muka secara lansung dengan kompasianer dan bloger lain yang selama ini hanya dikenal dan melakukan diskusi melalui media sosial
[caption caption="hadiah menang twitter materi pendewasaan usia dini dari kompasiana"]
Hal lain tidak kalah menarik adalah, kompasianer maupun blogger bisa saling berbagi, sharing pengalaman dan pengetahuan seputar menulis di media sosial blogger maupun media sosial lain, baik sesama kompasianer maupun dengan pembicara dari pengelola blog warga kompasiana
Sehingga kalau tidak cepat, bisa tidak kebagian terdaftar sebagai peserta. Bandingkan misalkan acara nangkring bareng yang diselenggarakan kompasiana di Mataram, meski sudah dibuka jauh hari, terbukti sampai hari terahir pendaftaran, jumlah peserta terdaftar hanya sekitar 30 peserta, masih jauh dari jumlah yang ditetapkan panitia yaitu sebanyak 50 peserta
Tidak tau, minimnya jumlah pendaftar tersebut karena tidak tau atau memang kurang tertarik dengan acara yang diselenggarakan. Dalam artian saya tidak hendak mengatakan bahwa minimnya peserta di acara nangkring bareng kompasiana tersebut sebagai pertanda kalau minat dan budaya menulis sebagian masyarakat NTB terutama kalangan muda masih rendah
Tapi itu setidaknya menjadi sedikit gambaran, bahwa budaya menulis sebagian kita masyarakat NTB memang masih memperihatinkan dan perlu digenjot lebih kencang lagi untuk terus mendorong dan memotivasi kaum muda dari budaya bertutur menjadi budaya menulis melalui saluran media yang tersedia, termasuk melalui media sosial
Untuk itu acara nangkring bareng yang diselenggarakan kompasiana di Mataram tanggal 1 November kemarin diharapkan tidak sekedar acara nangkring biasa, tapi untuk selanjutnya bisa terus ikut mendorong dan memotivasi masyaakat dan kalangan muda NTB mau menulis melalui acara lain yang tentu memberikan wawasan dan pengetahuan mencerahkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H