Mohon tunggu...
Putri Intan Sawitri
Putri Intan Sawitri Mohon Tunggu... -

female - college - being happy to be a chef - dreamer but realistic - much love for everyone that love me too :)))

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Kamu...

18 September 2013   17:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:43 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku suka menganalogikan suatu hal menggunakan hal lainnya. Bukan hanya agar mudah dipahami, tetapi juga untuk berpikir, kemudian untuk dimengerti. Sesuatu yang sudah dimengerti akan bisa diterima - Dara Prayoga




Sekian lama aku kehilangan kata-kata romantis

kehilangan nyawa dalam menulis

sudah kucari berkali-kali, nyatanya tak kutemui

kemudian seseorang membuatku kembali mencintai karyaku sendiri

menginspirasi kata demi kata yang keluar dari mulutku

memacu imajinasi-imajinasi tentang masa depan yang menyenangkan

lalu, aku merajut mimpi baru

dengan kamu...

Hebatnya kini aku lebih bahagia

hidupku mulai teratur, jalanku mulai beralur

setiap harinya terasa menarik untuk dinantikan

sedikitpun tak ingin kulewatkan begitu saja

detik jarum jamnya terasa lebih berharga

dan kuputuskan harus ada bahagia tercipta dari sana

Semenjak kamu ada,

aku menemukan alasan untuk selalu bangun lebih pagi dari biasanya

sekedar menunggingkan senyum atas deretan kata di layar handphone semalam

aku menemukan alasan untuk lebih rajin melakukan hal-hal positif

memojokkan hal negatif pada ruang-ruang terlarang dalam pikiranku

Kini ragaku tak berjuang sendirian

ragu tak seringkali menyambangi pikiran kosongku lagi

sunyinya malam tak lagi kujadikan alasan untuk tidur lebih cepat

selalu ada telinga yang bersedia mendengarkan suara-suara kantukmu

comelan tentang betapa hidup sebenarnya menyenangkan ketika mereka disisimu

selalu ada mulut yang berusaha menghibur gundahmu

selalu ada hati yang bersedia untuk kau diami, hatiku...

Nadirku bergetar, perutku penuh kupu-kupu

mereka kadang saling beradu, mendesak jantungku hingga berdebar semakin kencang

memacu naluriku untuk selalu bisa memahami kamu lebih dalam lagi

Rasa rindu pun mulai menjelajahi sel-sel otakku

Dan semakin lama rindu  ini terasa layak diperjuangkan

waktu-waktu yang bergulir tanpa kamu terasa lebih sepi

ketika mata kita saling beradu

kutemukan degup jantungku berdetak lebih kencang

nafasku tersengal, aku gugup kemudian menyerah pada senyum di lengkungan wajahmu

Kepada kamu,

yang kelak akan membaca ini, semoga aku tak lagi kehilangan nyawaku dalam menulis

baik tentang aku, kamu maupun duniaku

Kepada kamu,

yang mungkin akan mengamini tulisanku ini

aku berterimakasih atas rasa sayang yang begitu besar

Kepada kamu,

sekalipun aku mencintai cerita bahagia sampai akhir hayat, yang aku inginkan hanya jari kelingkingmu mengaitkan janji dikelingkingku, menjaga hati yang kutitipkan kala itu. Akan selalu sesederhana itu.

Kepada kamu,

Oria Alit Farisi ♥

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun