Mohon tunggu...
TUNK-FEY ARIAWAN
TUNK-FEY ARIAWAN Mohon Tunggu... -

I’m a Knowledge Addict, a Science Lover, an Owlish Figure, a Phantomhive Person and a Phileleutherus.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Utang Indonesia di Mata Orang Awam

17 Mei 2012   05:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:11 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.dreamstime.com dan www.transitionculture.org

Sekarang perhatikan data neraca penerimaan dan pengeluaran pemerintah selama kurun waktu 2007 - 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).

13372379911449983744
13372379911449983744

13372377981137937688
13372377981137937688

Sumber: Biro Pusat Statistik (www.bps.go.id)

Jika kita cermati data neraca pemasukan dan pengeluaran tersebut, maka akan terdapat surplus (selisih pemasukan dan pengeluaran) yang cukup besar antara periode 2007 - 2010 sesuai dengan data yang ditunjukkan pada tabel berikut:

1337236621704100008
1337236621704100008

Sekarang muncul pertanyaan, kalau memang surplus, kenapa tidak membayar utang tetapi malah berutang?? Jika menggunakan skema 50% dari jumlah surplus negara untuk cadangan devisa negara dan 50% untuk membayar utang pemerintah, maka utang pokok pemerintah dapat dilunasi kurang dari 10 tahun!! Tetapi kenapa jumlah utang yang seharusnya berkurang malah bertambah?? Kemana larinya uang surplus tersebut?? Apakah habis dikorupsi?? Mungkinkah habis untuk membayar bunga utang?? Ataukah ada sebab lainnya?? Jika memang dikorupsi, tidak heran menurut Transparency International nilai Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception Index/ CPI) hanya berada di kisaran 2,0 - 3,0 pada periode 2004 - 2011. Interval CPI berada pada nilai 0 - 10, dimana semakin kecil nilai CPI menunjukkan potensi korupsi negara tersebut semakin besar demikian juga sebaliknya. Jika uang surplus tersebut habis digunakan untuk membayar bunga utang, maka sangat mencengangkan sekali kalau rasio antara bunga utang terhadap utang pokok bisa demikian besar!? Jika ada sebab lainnya, saya kira hanya Tuhan dan pemerintah yang tahu pasti jawabannya. 

filled square
filled square

Non Scholae Sed Vitae Discimus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun