Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menulis di Kompasiana Sambil Nungguin Kesayangan

30 Januari 2025   13:13 Diperbarui: 30 Januari 2025   12:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukti Fisik Service Motor (Sumber: Dokumen Pribadi) 

Menunggu adalah seni yang membutuhkan kesabaran tingkat dewa. Apalagi kalau yang ditunggu itu motor kesayangan yang sedang diservis. 

Di bengkel, waktu serasa melambat seperti jam di kantor pas kamis siang. Tapi sebagai junior penulis Kompasiana yang sok gigih (heran hanya 1 artikel utama yg masuk,hehehe), saya mencoba mengubah momen ini jadi kesempatan emas untuk menulis.

Bengkel: Tempat Inspirasi atau Ujian Mental?

Saya duduk di kursi kayu yang sepertinya sudah saksi bisu banyak orang merenungi hidup. Di depan saya, ada layar TV kecil yang menampilkan sinetron dengan volume maksimal---mungkin sebagai pengganti sirine kebakaran kalau ada motor yang tiba-tiba meledak.

Di sudut lain, ada bapak-bapak yang kelihatannya lebih sabar menunggu motornya daripada saya menunggu artikel masuk utama. Lalu, ada anak kecil yang sedang bermain dengan baut, seolah sedang merakit motor versi mininya sendiri. Inspirasi tulisan bisa datang dari mana saja, bukan?

Menulis di Bengkel: Antara Fokus dan Tantangan

Saya coba membuka lepi, tapi kemudian sadar kalau ini bengkel, bukan coworking space. Jadi saya ambil ponsel dan mulai mengetik di aplikasi Kompasiana. Begitu jempol mulai menari di layar, tiba-tiba ada suara "Pak, ini lakernya minta ganti" dari mekanik yang menjatuhkan sesuatu. Konsentrasi hilang. Saya curiga, apakah ini strategi bengkel agar pelanggan fokus menunggu, bukan malah sibuk main HP?hehehe.

Saya coba lagi menulis. Kali ini tentang kesabaran. Baru satu paragraf, ada bapak-bapak yg coba nego harga, kek bisnis dgn pemilik bengkel terbesar di kecamatan  ini. 

Saya hampir mau nguping untuk bahan tulisan, tapi sadar ini bukan program investigasi.

Artikel Utama: Bukan Impian yang Harus Dikejar

Sebagai junior penulis di Kompasiana, saya masih bingung agar ada tulisan-tulisan saya bisa kembali masuk ke artikel utama. Satu artikel sudah berhasil, tapi selanjutnya? Masih jadi kepo daripada kepo kenapa di bengkel sering ada orang yang datang nanya bingung rusaknya dimana.

Saya pun coba menulis tentang perjuangan ini. Mungkin pengalaman menunggu di bengkel bisa jadi bahan tulisan yang relatable? Atau mungkin saya harus menulis tips masuk artikel utama, padahal masih newbi?

Yang jelas, menulis di Kompasiana itu seperti menunggu motor selesai diservis. Kita harus sabar, tetap optimis, dan nggak boleh nyerah hanya karena berulang kali gak masuk artikel utama (emang harus masuk ya?enggak juga sih)

Ehmmm....: Menunggu dengan Produktif

Setelah hampir satu jam, motor akhirnya selesai diservis. Hasilnya? Lebih enteng tarikannya, seperti semangat saya yang kembali menyala untuk terus menulis (hiperbola banget). Artikel ini hampir selesai, meskipun sempat beberapa kali terdistraksi suara mesin keras dan obrolan pelanggan lain.

Mungkin menunggu servis motor bukanlah hal yang menyenangkan, tapi kalau bisa dimanfaatkan untuk menulis, setidaknya ada sesuatu yang dihasilkan. Dan siapa tahu, artikel ini bisa jadi yang kedua masuk ke artikel utama?

Kalau nggak, ya saya servis motor lagi minggu depan. Siapa tahu dapat inspirasi baru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun