Sebagai junior penulis di Kompasiana, saya masih bingung agar ada tulisan-tulisan saya bisa kembali masuk ke artikel utama. Satu artikel sudah berhasil, tapi selanjutnya? Masih jadi kepo daripada kepo kenapa di bengkel sering ada orang yang datang nanya bingung rusaknya dimana.
Saya pun coba menulis tentang perjuangan ini. Mungkin pengalaman menunggu di bengkel bisa jadi bahan tulisan yang relatable? Atau mungkin saya harus menulis tips masuk artikel utama, padahal masih newbi?
Yang jelas, menulis di Kompasiana itu seperti menunggu motor selesai diservis. Kita harus sabar, tetap optimis, dan nggak boleh nyerah hanya karena berulang kali gak masuk artikel utama (emang harus masuk ya?enggak juga sih)
Ehmmm....: Menunggu dengan Produktif
Setelah hampir satu jam, motor akhirnya selesai diservis. Hasilnya? Lebih enteng tarikannya, seperti semangat saya yang kembali menyala untuk terus menulis (hiperbola banget). Artikel ini hampir selesai, meskipun sempat beberapa kali terdistraksi suara mesin keras dan obrolan pelanggan lain.
Mungkin menunggu servis motor bukanlah hal yang menyenangkan, tapi kalau bisa dimanfaatkan untuk menulis, setidaknya ada sesuatu yang dihasilkan. Dan siapa tahu, artikel ini bisa jadi yang kedua masuk ke artikel utama?
Kalau nggak, ya saya servis motor lagi minggu depan. Siapa tahu dapat inspirasi baru.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI