Ketakutan atau fobia terhadap digitalisasi di kalangan guru bukanlah hal yang jarang terjadi. Ada beberapa bentuk fobia yang sering muncul, misalnya ketakutan terhadap kegagalan dalam mengoperasikan teknologi.Â
Banyak guru yang merasa takut akan membuat kesalahan saat menggunakan perangkat digital, sehingga lebih memilih untuk tetap menggunakan metode konvensional.Â
Selain itu, ada juga rasa cemas terhadap kompleksitas teknologi, terutama bagi guru yang sudah terbiasa dengan cara mengajar tradisional selama puluhan tahun.Â
Mereka mungkin merasa bahwa belajar teknologi membutuhkan waktu yang lama dan terlalu sulit untuk dipahami.Â
Kekhawatiran lain yang sering muncul adalah ketakutan bahwa teknologi akan menggantikan peran guru, di mana pembelajaran berbasis digital dianggap dapat mengurangi interaksi langsung antara guru dan siswa, sehingga mengurangi esensi pendidikan yang humanis.
Untuk mengatasi fobia ini, diperlukan pendekatan yang tepat agar guru dapat lebih percaya diri dalam menghadapi digitalisasi pendidikan.Â
Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah memberikan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.Â
Program pelatihan yang dirancang dengan pendekatan yang ramah dan bertahap dapat membantu guru memahami teknologi tanpa merasa terbebani.Â
Selain itu, penting juga adanya komunitas atau forum diskusi di antara guru, sehingga mereka dapat saling berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.
Pihak sekolah dan pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung guru menghadapi era digital.Â
Kebijakan yang memberikan akses mudah terhadap teknologi serta menyediakan infrastruktur yang memadai akan sangat membantu guru dalam proses adaptasi.Â