Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harus Digitalisasi Pendidikan, Siapa Takut

30 Januari 2025   10:10 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Digitalisasi pendidikan merupakan suatu keniscayaan di era modern. Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. 

Digitalisasi dalam pendidikan tidak hanya sebatas penggunaan komputer di kelas, tetapi juga mencakup berbagai inovasi seperti pembelajaran berbasis daring, penggunaan aplikasi edukatif, kecerdasan buatan (AI) dalam asesmen, serta sistem administrasi sekolah yang semakin canggih. 

Dengan adanya digitalisasi, diharapkan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, efisien, dan menarik bagi siswa. Namun, di balik peluang besar ini, masih ada tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah ketakutan atau fobia sebagian guru terhadap perubahan ini.

Penerapan digitalisasi dalam pendidikan sudah mulai terlihat dalam berbagai bentuk. Salah satu contohnya adalah Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom, Moodle, atau Edmodo yang memungkinkan guru memberikan materi, tugas, serta melakukan asesmen secara daring. 

Selain itu, teknologi video konferensi seperti Zoom dan Microsoft Teams telah menjadi solusi utama dalam pembelajaran jarak jauh, terutama selama pandemi COVID-19. 

Penggunaan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan juga semakin meningkat, misalnya dalam sistem penilaian otomatis yang dapat memberikan umpan balik instan kepada siswa. 

Bahkan, saat ini sudah banyak aplikasi interaktif yang mendukung pembelajaran, seperti Kahoot! dan Quizizz yang membuat proses belajar lebih menyenangkan.

Di tengah pesatnya digitalisasi pendidikan, guru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan ini. 

Adaptasi bukan hanya sekadar belajar menggunakan perangkat dan aplikasi baru, tetapi juga memahami bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dengan metode pengajaran yang sudah ada. 

Guru harus memiliki keterampilan digital yang memadai agar dapat mengoptimalkan pembelajaran berbasis teknologi. 

Namun, kenyataannya, tidak semua guru merasa nyaman dengan perubahan ini. Sebagian mengalami kesulitan dalam memahami teknologi baru, sementara yang lain merasa takut bahwa peran mereka akan tergantikan oleh sistem digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun