Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengintegrasikan STEM dalam Kurikulum Merdeka, Bisa!

28 Januari 2025   18:18 Diperbarui: 28 Januari 2025   18:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, proyek seperti ini bisa menjadi tema lintas disiplin yang menghubungkan mata pelajaran seperti IPA, matematika, teknologi, dan seni.

Namun, penerapan Kurikulum Merdeka dan STEM di Indonesia bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru. 

Tidak semua guru memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan pendekatan STEM ke dalam kurikulum yang fleksibel. Pelatihan guru yang komprehensif dan berkelanjutan menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan implementasi ini berjalan efektif. 

Selain itu, disparitas fasilitas di berbagai daerah juga menjadi kendala. Sekolah di daerah terpencil mungkin tidak memiliki akses ke laboratorium sains atau perangkat teknologi yang memadai, sehingga kesenjangan pendidikan bisa semakin melebar.

Selain itu, Kurikulum Merdeka memerlukan perubahan paradigma di kalangan orang tua dan masyarakat. Selama bertahun-tahun, pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada hasil ujian dan nilai akademis. 

Dengan adanya Kurikulum Merdeka dan pendekatan STEM, masyarakat perlu memahami bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari angka, tetapi juga dari kemampuan siswa untuk berpikir kritis, bekerja secara kolaboratif, dan menciptakan inovasi.

Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka dan STEM memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Keduanya menawarkan solusi untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan global. Namun, implementasi yang efektif memerlukan komitmen dari berbagai pihak—pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat luas. 

Dengan dukungan yang tepat, sinergi antara Kurikulum Merdeka dan STEM dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap menjadi inovator dan pemimpin masa depan.

Di era teknologi seperti sekarang, anak-anak juga perlu diperkenalkan pada teknologi sejak dini. Bukan berarti mereka harus langsung mahir menggunakan komputer atau coding, tetapi memberikan pemahaman dasar seperti cara kerja alat-alat sederhana dapat membantu mereka memahami dunia yang semakin digital. Keterampilan teknologi ini, jika ditanamkan sejak sekolah dasar, akan memberikan mereka bekal yang kuat untuk bersaing di masa depan.

Namun, keberhasilan penerapan STEM di SD misalnya juga membutuhkan peran aktif guru dan orang tua. Guru harus kreatif dalam mengemas materi pembelajaran agar relevan dengan STEM, sementara orang tua perlu mendukung dengan memberikan dorongan untuk eksplorasi di rumah. Ketika kedua pihak bekerja sama, pendidikan STEM akan menjadi landasan kuat bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi generasi yang inovatif dan siap menghadapi perubahan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun