Banyak anak-anak dan perempuan menjadi perokok pasif akibat kebiasaan merokok di dalam rumah. Menurut data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, sekitar 50% rumah tangga di Indonesia masih terpapar asap rokok di dalam rumah.Â
Salah satu kasus yang mencuat adalah kejadian di Yogyakarta, di mana seorang anak menderita penyakit pernapasan kronis akibat terpapar asap rokok dari anggota keluarganya.Â
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok di dalam rumah masih sangat rendah, meskipun telah banyak kampanye antirokok yang dilakukan.
Kasus lain yang menunjukkan rendahnya penerapan PHBS adalah terkait pola makan sehat. Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu gizi kurang dan gizi lebih.Â
Pada satu sisi, banyak anak-anak mengalami stunting karena kekurangan asupan gizi yang cukup, terutama di daerah seperti Papua dan NTT. Sebaliknya, di daerah perkotaan, konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis yang berlebihan menyebabkan meningkatnya kasus obesitas pada anak dan remaja.Â
Hal ini mencerminkan bahwa pola makan sehat belum menjadi prioritas bagi banyak keluarga di Indonesia. Padahal, pola makan yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Dalam menghadapi berbagai masalah ini, pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan penerapan PHBS melalui berbagai program, seperti kampanye cuci tangan di sekolah, pembangunan jamban sehat di desa-desa, dan program edukasi tentang pola makan sehat.Â
Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Tanpa kesadaran dan komitmen dari individu maupun komunitas, upaya pemerintah tidak akan berjalan efektif.
Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa penerapan PHBS di Indonesia masih menghadapi banyak kendala, baik dari segi kesadaran masyarakat maupun ketersediaan fasilitas.Â
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih holistik dan inovatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Edukasi yang berkelanjutan, pembangunan infrastruktur sanitasi, serta penegakan regulasi seperti larangan merokok di area tertentu perlu terus digalakkan.Â
Dengan langkah-langkah ini, penerapan PHBS diharapkan dapat menjadi budaya yang melekat di masyarakat, sehingga berbagai masalah kesehatan yang masih menjadi tantangan dapat diminimalkan.