Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Yolo dan Si Yono Lagi Ngapain di Perpustakaan, Yuk Intip

24 Januari 2025   18:18 Diperbarui: 24 Januari 2025   17:48 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah sekolah yang terletak di pinggiran kota, ada dua sahabat yang selalu terlihat bersama. Mereka adalah Si Yolo, si ceria yang suka tantangan, dan Si Yono, si tenang yang lebih suka berpikir dan membaca. Meskipun keduanya sangat berbeda, persahabatan mereka sudah terjalin sejak kecil.

Suatu hari, setelah pelajaran matematika selesai, guru mereka memberi tugas kelompok untuk membuat laporan tentang sejarah Indonesia. Tugas ini bisa dikerjakan di perpustakaan sekolah, yang kebetulan sudah memiliki banyak buku referensi. Seperti biasa, Si Yolo dan Si Yono dipasangkan dalam satu kelompok. Yono, dengan senangnya, langsung menyarankan agar mereka ke perpustakaan untuk memulai tugas itu.

"Yolo, kita ke perpustakaan, ya? Buku-buku di sana pasti banyak yang bisa kita pakai buat tugas ini," kata Yono dengan penuh semangat.

"Eh, perpustakaan? Itu kan tempat membosankan! Gimana kalau kita kerjakan tugas di kantin aja, sambil ngemil dan ngobrol?" jawab Yolo dengan raut wajah tidak tertarik.

Tapi Yono, yang sudah terbiasa dengan sikap sahabatnya, hanya tersenyum sabar. "Yolo, kalau tugas ini nggak selesai, kita bakal kejar setoran deh. Lebih baik langsung aja di perpustakaan. Kita bisa lebih fokus di sana."

Akhirnya, setelah sedikit bujuk rayu, Yolo setuju untuk mengikuti Yono ke perpustakaan. Di dalam perpustakaan, suasananya tenang sekali. Rak-rak buku besar berjajar rapi di setiap sudut. Yono langsung menuju rak yang berisi buku tentang sejarah Indonesia. Sementara itu, Yolo, dengan gaya santainya, memilih duduk di salah satu meja dan mulai mengamati lingkungan sekitar.

"Ini kayaknya tempat yang bikin ngantuk deh," keluh Yolo, sambil mengalihkan perhatian ke tumpukan buku di meja.

Yono tetap fokus pada bukunya. “Tapi, Yolo, kita harus ngerjain ini. Kalau kita cari referensinya sekarang, tugasnya bakal cepat selesai. Jangan buang waktu dengan hal lain.”

Namun, setelah beberapa menit, Yolo mulai bosan. Dia melihat beberapa teman sekelasnya sedang bermain di luar jendela perpustakaan. Mereka tampaknya sedang seru-serunya bercanda dan tertawa. "Eh, Yono, gue keluar sebentar, ya? Gue capek duduk terus nih, gue butuh hiburan!" Yolo hampir bangkit dari tempat duduknya.

Yono mengangkat kepala dan memandang sahabatnya. “Jangan lari dulu, Yolo. Tugas kita masih banyak. Kita belum mulai banyak hal kok. Coba deh lu baca sedikit dulu, baru kita keluar bareng.”

Yolo merasa sedikit terjebak, tapi tetap duduk. “Oke deh, tapi cuma sepuluh menit, ya?”

Dengan enggan, Yolo membuka buku yang ada di depannya. Ternyata, setelah membaca beberapa halaman, dia mulai menemukan beberapa fakta yang menarik tentang sejarah Indonesia. Yono yang melihatnya mulai tersenyum, tapi dia tetap tidak ingin Yolo terlalu lama teralihkan.

Tiba-tiba, Yolo mendapatkan ide. “Yono, gimana kalau kita buat laporan ini dalam bentuk video aja? Gue bisa jadi pembicara, dan lu yang jadi naratornya. Kan seru, bisa bikin tugas lebih kreatif!”

Yono berpikir sejenak, lalu menjawab, “Itu ide yang menarik, Yolo. Tapi kita harus nyari bahan yang tepat buat video itu. Kita butuh informasi yang jelas dan terpercaya, jadi kita nggak boleh asal."

Dengan semangat baru, Yolo dan Yono mulai bekerja sama. Mereka mencari informasi dari buku, menulis catatan, dan mulai merancang konsep video mereka. Tiba-tiba, Yolo mendapatkan sebuah ide baru yang membuatnya bersemangat. “Yono, gue bisa bikin animasi buat bagian-bagian sejarah yang penting! Kita bakal lebih gampang ngejelasin kalau ada gambarnya.”

Yono mengangguk, meskipun dia lebih suka cara tradisional. “Baiklah, kalau itu yang bikin kamu semangat. Tapi kita tetap harus hati-hati, supaya nggak ada yang terlewat dari sejarah yang harus kita ceritakan.”

Selama beberapa jam berikutnya, Yolo dan Yono saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tersebut. Yolo yang semula tidak tertarik mulai menikmati proses belajar, terutama ketika dia bisa berkreasi dengan ide-ide barunya. Sementara itu, Yono yang lebih suka bekerja dengan data dan fakta tetap memastikan setiap informasi yang mereka gunakan akurat dan sesuai dengan tugas.

Namun, saat hampir selesai, mereka menghadapi satu masalah besar: komputer yang mereka gunakan di perpustakaan tiba-tiba mati. "Wah, gimana nih? Kita udah hampir selesai!" keluh Yolo, melihat layar yang tiba-tiba gelap.

“Tenang, kita masih bisa cari solusi,” jawab Yono dengan tenang. "Kita bisa lanjutkan kerjaan di lab komputer atau di rumah. Kita nggak boleh panik."

Yolo merasa sedikit frustasi, tetapi Yono memberikan solusi yang jelas. Mereka pun memindahkan semua pekerjaan mereka ke komputer lain dan menyelesaikan tugas mereka di sana. Tak lama kemudian, tugas sejarah mereka selesai dengan sempurna, bahkan lebih kreatif dari yang mereka bayangkan.

Ketika tugas tersebut akhirnya dipresentasikan di depan kelas, teman-teman mereka terkesan dengan laporan yang berbentuk video animasi tersebut. Guru mereka, Pak Haris, juga memberikan pujian. “Tugas kalian kreatif dan informatif. Kalian bisa menggabungkan fakta sejarah dengan cara yang menarik.”

Yolo tersenyum lebar, sambil menepuk punggung Yono. “Ternyata, kerja keras itu ada hasilnya, ya? Terima kasih, Yono, udah sabar ngajarin gue buat fokus.”

Yono tersenyum, senang karena sahabatnya akhirnya menemukan cara untuk menikmati belajar. "Kita kan saling bantu, Yolo. Itu yang penting."

Mereka pun keluar dari perpustakaan dengan perasaan bangga. Meskipun Yolo lebih suka tantangan, dia sadar bahwa dalam belajar, kadang-kadang kita harus sabar dan bekerja keras. Yono, dengan ketenangannya, menunjukkan bahwa proses dan pemahaman adalah kunci untuk mencapai tujuan, meskipun jalannya tidak selalu mudah.

Dan di akhir hari itu, di bawah langit senja, mereka berdua tahu bahwa persahabatan mereka selalu akan saling melengkapi, seperti halnya tugas yang baru saja mereka selesaikan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun