Di SMA Nusantara, dua siswa yang sangat berbeda bak bumi dan langit, Si Yolo dan Si Yono, selalu jadi perhatian. Si Yolo, dengan gaya nyentrik dan santainya, adalah bintang di setiap acara sekolah. Rambutnya dicat biru ombre, dia jago bikin konten TikTok, dan nggak pernah absen bikin kelas rame. Sebaliknya, Si Yono adalah siswa paling rapi dan teliti. Buku catatannya selalu penuh garis bawah warna-warni, dan dia sering jadi andalan guru saat menjelaskan materi.
Konflik Dimulai
Suatu hari, konflik mereka meledak. Kelas XI IPA sedang kebagian tugas besar: membuat presentasi tentang energi terbarukan. Si Yolo, tentu saja, langsung mengajukan ide untuk bikin video kreatif. "Kita bikin vlog dokumenter aja! Gue yang jadi host, kita syuting di luar sekolah. Pasti keren, dong!" katanya dengan antusias.
Namun, Si Yono menggeleng tegas. "Nggak efektif. Kita fokus ke data dan grafik aja. Bikin presentasi PowerPoint yang padat dan jelas. Itu lebih ilmiah," balasnya, sambil menyesuaikan letak kacamatanya.
Perdebatan pun pecah. Si Yolo menganggap ide Si Yono membosankan dan nggak relevan buat anak muda zaman sekarang. Sementara Si Yono merasa ide Si Yolo terlalu berlebihan dan nggak substansial. Teman-teman mereka mulai terpecah: ada yang mendukung ide kreatif Si Yolo, ada juga yang setuju dengan pendekatan serius Si Yono.
Momen Ketegangan
Ketegangan mencapai puncaknya saat Si Yono, yang frustasi dengan sikap santai Si Yolo, berkata, "Nggak semua hal itu soal gaya, Lo. Ini tugas sekolah, bukan kontes jadi influencer!"
Si Yolo nggak terima. "Dan nggak semua hal harus kaku kayak lo, No. Hidup tuh harus ada serunya juga, biar nggak ngebosenin!"
Kelas jadi hening. Guru mereka, Pak Andi, akhirnya turun tangan. "Kalian berdua punya potensi besar, tapi kalau kalian terus berantem, tugas ini nggak bakal selesai. Coba cari jalan tengah."
Akhirnya Kompak
Dengan setengah hati, Si Yolo dan Si Yono akhirnya duduk bersama untuk berdiskusi. Awalnya canggung, tapi setelah ngobrol panjang, mereka menemukan ide yang bisa menggabungkan gaya masing-masing. Si Yono menyusun data dan grafik yang lengkap, sementara Si Yolo mengemasnya dalam video kreatif dengan konsep modern.
Hari presentasi tiba, dan hasil kerja sama mereka bikin semua orang terpukau. Video dokumenter mereka penuh informasi padat dari Si Yono, tapi juga seru dan menarik berkat sentuhan kreatif Si Yolo. Teman-teman mereka bertepuk tangan, bahkan Pak Andi memuji kolaborasi itu sebagai kombinasi sempurna antara isi dan gaya.
Pelajaran Berharga
Sejak hari itu, Si Yolo dan Si Yono nggak lagi saling sindir. Mereka malah jadi tim solid. Si Yolo belajar untuk lebih disiplin dari Si Yono, sementara Si Yono mulai paham pentingnya kreativitas dan fleksibilitas dari Si Yolo.
Di akhir semester, mereka kembali bekerja sama dalam lomba debat. Dan, nggak tanggung-tanggung, mereka berhasil membawa pulang piala juara satu untuk SMA Nusantara. Meski beda, mereka membuktikan kalau perbedaan itu nggak harus jadi alasan untuk berantem, tapi justru bisa jadi kekuatan.
"Gue nggak nyangka, ternyata kita keren juga kalau kerja bareng," kata Si Yolo sambil menepuk pundak Si Yono.
"Iya, asal lo nggak ngaret lagi, ya," jawab Si Yono dengan senyum kecil.
Dan sejak itu, SMA Nusantara punya duo yang nggak terkalahkan: Si Yolo si kreatif dan Si Yono si serius. Dunia mereka mungkin beda, tapi kalau digabung, hasilnya luar biasa.
Catatan :
Si Yolo itu singkatan dari You Only Live Once. Motto hidupnya? Gas terus, nikmati momen, hidup cuma sekali! Sebaliknya, Si Yono alias You Only Need Once lebih kalem.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI