Siswa tidak lagi hanya sebatas membaca dari tautan file dokumen yang diberikan. Tidak pula sebatas melihat tayangan dari youtube, ataupun mendengar ceramah virtual.
Dengan demikian, siswa bukan hanya pembelajar pasif yang sebatas belajar dengan membaca, melihat, ataupun mendengar, namun lebih jauh dari itu, yaitu siswa melakukan aktivitas nyata baik secara fisik maupun non fisik.
Pembelajaran berbasis aktivitas, selayaknya bukan hanya sebuah pilihan lain, namun sebuah tuntutan. Guru harus mau mengubah mindset mengajar dari teacher center menjadi student center.
Dengan dukungan kurikulum darurat, yang mana guru diberikan kesempatan untuk mengembangkan kurikulum, maka pembelajaran sudah tidak lagi berorientasi pada ketercapaian materi, namun lebih kepada proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis aktivitas ini mengacu pada kurikulum darurat dengan porsi waktu yang lebih sedikit dan fokus pada materi esensial dan kontekstual.
Dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan peserta didik adalah prioritas. Pembelajaran yang mengaktifkan siswa ini terntu saja didesain agar siswa mampu belajar mandiri, tanpa tergantung dengan bantuan orangtua ketika di rumah.
Oleh karenanya, desain pembelajaran ini diharapkan dapat mempermudah pendampingan belajar di rumah sehingga berdampak pada kesejahteraan psikososial yang meningkat.
Prinsip belajar yang menyenangkan juga dipilih dalam mendesaian serangkaian aktivitas. Karena tanpa kegiatan yang menyenangkan, maka siswa akan kehilangan motivasi melakukan aktivitas pembelajaran.
Dengan serangkaian aktivitas yang terstruktur ini, maka siswa akan merasa pembelajaran lebih bermakna. Rumus, prosedural, dan konsep dapat ditemukan sehingga tidak perlu lagi dihafal. Hal ini menjadikan siswa lebih bergairah belajar di rumah. Yang ujungnya pembelajaran lebih efektif.
Tentu saja mendesain pembelajaran yang demikian tidak mudah. Namun, tidak pula sulit dilakukan, asalkan ada komitmen guru untuk mau belajar mengembangkan diri dalam pembelajaran.
Salah satu contoh kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas ini adalah guru membuat serangkaian aktivitas pembajaran yang bertahap. Siswa lalu melakukan tahapan -- tahapan tersebut. Misalnya siswa terlibat aktif dalam menggunting, menempel, menghubungkan potongan -- potongan kertas, hingga dapat menemukan pola -- pola tertentu menjadi sebuah konsep.