Mohon tunggu...
Cut Tya Syhr
Cut Tya Syhr Mohon Tunggu... -

21th years, every second my imagination grow up and I got some letters here.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Curhat Seorang Perempuan Aceh

21 April 2011   16:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur saja saat menelisik asumsi tersebut, aku merasa itu adalah asumsi yang egois dan cenderung merujuk “ketakutan” sehingga terkesan memojokkan. Yang ditekankan adalah, emansipasi harus sesuai dengan “kemampuan”, bukan lagi karena paksaan semenjak ada emansipasi maka perempuan harus bisa manjat pohon dan bla ble blo. Itu namanya memiliterisasi fisik dan kebiasaan perempuan yang sudah dibentuk Yang Maha Kuasa dengan segala kelembutan dan kepiawaiaanya. Namun bukan karena alasan kelembutan tersebut, maka perempuan tidak pantas untuk ikut serta menggapai kelapa setinggi langit, atau ikut mengaduk semen membangun negaranya, berkeliling dunia membela bentuk penindasan dan diskriminasi hak-hak perempuan yang dinomorsekiankan, atapun sebagai supir yang mengarahkan navigasi suatu perubahan yang positif terlebih untuk Aceh.

“hai inong Aceh, jadilah inong yang cantik yang menduduki paras dan tubuh mandiri, intelektual, mampu mengejar dan menganalisis segala perkembangan baik lokal maupun global, jadilah inong yang berjuang dan bertarung setelah kelamnya masa suram Aceh. Jadilah inong yang memancarkan kejora dan kilauan rencong dalam barisan pembangunan seiring demokrasi yang harusnya menjadikan kita kritis dan perempuan modern yang dibutuhkan oleh teman, lingkungan, masyarakat bahkan Negara. Jak ta bela Nanggroe, wahai inong Aceh, jak ta bangun Nanggroe. Katakan tidak, bagi penjarah yang kian memerkosa Aceh, bagi investor kapitalis yang menodai Aceh dengan pesta riba, bagi para penjilat yang kian menjadikan Aceh sebagai tempat bermesum politik demi kepentinngan pribadi”.

Selamat hari kemerekaan bagi perempuan-perempuan dimanapun saat ini sedang tertekan, terkekang, tertindas, diskriminasi hak untuk mendapatkan kelayakan hidup, merasakan keterbatasan dan ketergantungan karena membela perasaan dan kodrat. Jangan menangis! Hadapi sekalipun itu kematian.

Saleum inong nanggroe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun