Mohon tunggu...
Tumangger z
Tumangger z Mohon Tunggu... Penulis - Aksara

La Tahzan, Yakinlah semua berawal dari kecil, tidak ada yang mudah kecuali kita bersungguh-sungguh untuk memudahkannya atas kehendak-Nya pula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peta Kehidupan: Berjuang Demi Cinta! Cinta Demikian

28 Februari 2020   18:30 Diperbarui: 28 Februari 2020   18:48 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta yang dibangun seorang lelaki montir sederhana kini telah usai dengan kehadiran gelar sarjana, seolah terjadi ketimpangan hingga berpisah adalah jalan yang dipilih oleh istrinya. Padahal seorang perempuan itu hanya tidak menyadari siapa yang sebenarnya berjuang dibalik gelar sarjananya. Akankah ia mampu menyelesaikannya tanpa campur tangan sang suami, biaya yang begitu mahal bertubi-tubi dikeluarkan tanpa enggan dan kini setelah meraihnya justru ditinggalkan. Inikan balasan cinta yang tulus seorang montir? "Really touching."

Ya inilah peta kehidupan sebenarnya, terkadang kita sudah melakukan yang terbaik untuk orang yang kita kasihi tetapi itu pun tak dipandang cukup, berjuang mati-matian bukanlah sebuah gurauan di tengah malam, atau candaan ditengah riuh gelak tawa. Itu mempertaruhkan takdir dengan mengeris keringat sepanjang waktu sampai akhir. Begitupun belum cukup, lalu kalau sudah demikian apa sebenarnya yang dicari istri? Kemewahan? Kebahagiaan? kekayaan? Jabatan dari gelar sarjananya? Hmmm, tidak! Justru ia baru saja meninggalkan itu semua, apa-apa yang dicari telah di dapat sudah sejak lama, hanya saja ia tak menyadari, tak mau membuka mata dengan bijak apa yang sebelumnya di tempuh lelaki sederhana itu demi gelar sarjananya. Tapi percayalah, sebuah kebaikan pasti akan menyertai siapa yang berbuat baik, begitu juga sebaliknya. Cerita hidupnya takkan berhenti secepat itu,  namun percayalah bahwa hal istimewa pasti akan terjadi kepadanya atas kebesaran cinta, kasih serta daya juangnya yang tiada tara demi sebuah keluarga.

Membaca kisah ini apa yang hendak kita petik, bahwa berjuang penuh cinta dan kasih sayang belum tentu cukup membuat kita bahagia setelah meraihnya, Konon lagi kita berjuang sekiranya tanpa ada rasa tanggung jawab sedikitpun, dan untuk kamu perempuan, hargailah lelaki yang rela bercucuran keringat demi memperjuangkan mu, bukan berarti sarjana itu membawamu kepada kebahagiaan paling nyata, apalagi sampai kau tidak menyadari bahwa gelar yang kau genggam itu adalah buah jerih payahnya. Dan ketika kau tinggalkan pria sebaik mereka, itu merupakan kesalahan terbesar yang kau lakukan di sepanjang hidupmu.

Aceh, 28 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun