Mohon tunggu...
Tulus Ciptadi
Tulus Ciptadi Mohon Tunggu... -

Truly Taurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Putri Gendut

29 November 2010   04:19 Diperbarui: 13 Juli 2015   13:58 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku tidak suka perempuan gendut!" Pangeran berkata terus terang dengan nada yang agak ketus.

"Gadis gendut tidak enak dipandang. Mereka juga lebih suka menghabiskan makanan", pangeran melanjutlan lagi.

"Lagi pula aku sudah muak dengan pesta dansa ini. Aku sebenarnya sudah menemukan putri yang tepat di awal pesta dansa. Aku berpikir untuk menyudahi saja pesta dansa ini, semakin lama putri yang berdansa dengan ku semakin jelek!"

Putri Gendut tidak mampu berkata-kata. Mukanya merah padam. Butiran air mata pun mulai muncul di pelupuk matanya. Ia pun langsung melepaskan tangannya dari pangeran dan berbalik pergi, namun sayang gaun pestanya yang sempit menghambat Putri Gendut untuk bergerak lebih cepat dan bruk!!! Putri Gendut jatuh terjerembab. Para tamu undangan pesta menertawakannya.

***

Semenjak kejadian itu, Putri Gendut selalu terlihat murung dan mengurung diri di kamarnya. Ia sekarang juga tidak lagi memiliki nafsu makan, semua makanan terasa hambar di lidahnya. Semakin hari wajahnya semakin pucat. Rupanya kejadian saat pesta dansa itu begitu membekas di hatinya.

Raja Zeng dan kedua saudari Putri Gendut merasa khawatir akan keadaan Putri Gendut. Raja telah melakukan sayembara ke seluruh negeri, barang siapa yang mampu mengembalikan nafsu makan Putri Gendut akan diberikan hadiah 10 kantong besar emas. Namun sampai dengan hari itu, tidak ada satu orang pun yang mampu mengembalikan nafsu makan Putri Gendut.

Di suatu pagi, Putri Gendut terbangun dari tidurnya. Biasanya ia terbangun karena mendengar suara ayam berkokok, namun kali ini ia terbangun karena mencium aroma lezat makanan. Semenjak pesta dansa, Putri Gendut tidak pernah mencium aroma makanan yang selezat ini.

Putri Gendut pun langsung beranjak dari tempat tidurnya, dan menemukan sebaki makanan yang berisikan makanan. Saat itu pula nafsu makannya yang selama ini menghilang, muncul kembali. Putri Gendut makan dengan lahabnya hingga tidak ada lagi makanan yang tersisa di meja itu.

Kejadian itu terus terjadi berulang kali. Di setiap pagi, Putri Gendut selalu terbangun karena aroma makanan yang lezat dan memakannya hingga habis. Namun Putri Gendut tidak pernah tahu siapa yang membawa makanan itu ke kamarnya. Hatinya pun jadi bertanya-tanya, siapa gerangan si pembawa makanan.

Akhirnya pada suatu malam, Putri Gendut memutuskan untuk begadang sepanjang malam. Detik demi detik berlalu, tidak terasa seluruh lampu di istana telah dipadamkan. Suasana pun menjadi hening. Putri Gendut sengaja mematikan lampu kamarnya, agar si pembawa makanan tidak curiga bahwa dia sebenarnya Putri Gendut belumlah tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun