Esok malamnya, Si Kelinci datang ke tempat yang dijanjikan. Serigala belumlah datang. Si Kelinci menunggunya dengan pasrah.
Satu jam telah berlalu. Saat Si Kelinci mulai berpikir bahwa Sang Serigala tidak akan datang, saat itulah ia muncul dengan mulut berlumuran darah.
"Pulanglah ke kampung kelinci itu dan janganlah merasa malu. Sudah kugigit habis telinga mereka hingga menjadi pendek sepertimu."
"Teruslah hidup & jangan pernah cari aku lagi!" Sang Serigala berlari pergi dengan cepatnya, meninggalkan si Kelinci yg cuma bisa terpana.
Si Kelinci akhirnya hidup berbahagia bersama kelinci lainnya yang kini menerima keberadaannya hingga akhir hayatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H