Mohon tunggu...
trisnatun abuyafi
trisnatun abuyafi Mohon Tunggu... guru -

Trisnatun Abuyafi, seorang guru di Banyumas yang sedang dan akan terus belajar menulis. Berharap dengan menulis dapat berbagi dan menerima lebih banyak wawasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka untuk Sahabat

26 Juli 2014   03:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:13 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

0.Sahabat semua, siapa pun yang berkenan membaca tulisan ini, sebelum saya menulis lebih banyak, pertama-tama saya kirimkan salam cinta untuk sahabat semua. Doa tulus saya panjatkan kepada Tuhan, semoga kebaikan dan berkah melimpahi hidup dan kehidupan sahabat semua. Saya tuliskan semua ini dengan penuh rasa cinta. Semoga kita semua masih bisa percaya dengan rasa cinta yang dapat mengindahkan kehidupan sebagai sesama manusia, sebagai warga  bangsa, sebagai sesama mahkluk Tuhan di alam raya.

1.

Memang pasangan nomer 2 menurut sidang KPU yang sah secara hukum telah menang Pilpres untuk masa bakti 2014 s.d 2015,Tentu pasangan nomer 2 ini tinggal menunggu pelantikan dan rencananya akan masuk istana negara tanggal 10 Oktober dengan upacara serah terima jabatan Presiden yang telah di susun acaranya oleh pihak istana. Kita doakan semua lancar dan tak ada hambatan. Mereka berdua yang akan memimpin kita lima tahun ke depan. Kepada mereka ya tidak usahlah kita bebankan terlalu banyak harapan indah, biasa saja, seiring jalannya waktu.

2.

Memang pasangan nomer 1  menurut sidang KPU yang sah secara hukum telah kalah Pilpres. Dan pasangan ini belum puas sehingga ada langkah-langkah yang kabarnya akan mereka tempuh. Itu hak mereka dan waktu yang akan menjawab. Kita doakan saja semua proses hukum yang harus terjadi sesuai dengan aturan yang ada, tidak ada yang dirugikan atau merugikan siapa pun. Semoga hukum tegak atas nama keadilan.

3.

Maka, yang jadi persoalan kita sesungguhnya apa? Semua dapat berjalan sesuai mekanisme peraturan yang berlaku dan sudah ada lembaga yang bertugas mengurusi hal itu. Kita perlu berlatih percaya kepada institusi negara yang ada.Selebihnya tentu kit perlu bermohon kepada Tuhan agar pertolongan Nya selalu datang bagi bangsa ini. Silakan saja sebagai warga negara berdoa den memohon kebaikan bagi bangsa ini dengan cara dan kepercayaan masing-masing. Hal yang baik dan bisa kita kerjakan , berdoa untuk kebeikan dan kesejahteraan bangsa kit ini.

4

Sungguh terasa lucu dan sangat kita sayangkan jika energi kita habis  untuk terus menerus memperdebatkan masalah Pilpres. Apalagi ,kemudian saling menghujat dan mencela baik itu terhadap calon yang menang maupun yang kalah.Bahkan akhirnya saling menghujat antar teman karena dukungan dan pilihan yang berbeda. Sering yang terasa tidak enak adalah komentar atau status yang menganggap calon yang tak dipilihnya itu sangat jelek. Seringkali saya dapati ungkapan- ungkapan kasar, sarkastik dalam berbagi bahasa sehingga sangat  kurang etis di rasakan. Entah mengapa dan apa alasan sesungguhnya, seolah-olah ada dendam dan kebencian pribadi sehingga harus begitu rupa mencerca dan membenci calon yang tak dipilihnya. Apa untungnya?

5.

Padahal yang jika kita mau jujur kepada diri sendiri, kedua pasangan calon itu, dengan segala ruang dan waktu yang melingkupinya, jelas lebih baik dalam banyak hal dari yang memberi komentar atau menulis status menghina salah satu pasangan yang tak disukai atau tidak dipilihnya. Andaikata kita semua mampu menahan diri untuk tidak mencela salah satunya, alangkah indahnya suasana yang terbangun di sosial media.

6.

Andaikan kita kebetulan lahir sebagai manusia yang lebih tua dari para pasangan calon yang ada, alangkah baiknya berpikir bahwa karena mereka masih lebih sedikit umurnya, tentu dosa-dosanya lebih sedikit dari yang sudah lebih lama hidup dari mereka.Jika kita lebih muda usia dari beliau ber empat, tentu kita harus menaruh hormat karena sangat boleh jadi, akan sangat banyak bukti yang menunjukkan prestasi dan amal baik beliau-beliau dibanding kita yang masih muda.

7.

Andai kita merasa bahwa beliau ber- empat kurang baik dalam hal tertentu, maka lihatlah betapa Tuhan saja masih begitu sayang kepada beliau ber- empat , terbukti memberi kesempatan yang lebih mulia daripada kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita. Pasangan yang menang jelas akan mendapat kesempatan memimpin bangsa besar ini, sementara yang kalah juga setidaknya telah di beri kesempatan untuk di dukung oleh sekian juta manusia yang di gerakkan hatinya oleh Tuhan untuk memilihnya.

8.

Mari bertanyalah dengan jujur, sisi hidup yang mana yang membuat kita merasa lebih hebat, lebih baik, lebih cerdas, lebih mulia, lebih di sayang Tuhan, lebih terhormat, lebih baik dari beliau ber empat putra-putra ibu pertiwi yang berkesempatan ikut pilihan calon pemimpin bangsa itu? Sementara posisi kita mungkin hanya pendukung, relawan, simpatisan, sahabat, kawan, tim sukses atau apalah istilahnya yang pada intinya sama bahwa jarak derajat kita dengan beliau berempat sangat boleh jadi jauhnya seperti bumi dan langit.Bukankah ketika kita menunjukkan jari telunjuk untuk menuduh atau menghujat,untuk menguliti manusia lain,  empat jari yang lain mengarah ke diri sendiri? Konon kita sebagai bangsa memiliki etika serta budaya yang tinggi, penuh toleransi dan beradab serta berperadaban. Mengapa masih saja gagal untuk mengendalikan diri kita?

Ajibarang, 25 Juli 2014. Jumat Kliwon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun