Kemudian, ada persyaratan dokumen seperti surat rekomendasi, surat bebas narkoba, transkrip akademik, dan surat pernyataan tidak terlibat dalam pelaku kekerasan seksual.
Namun setiap muncul kebijakan baru, selalu ada yang memiliki sudut pandang yeng berbeda. setuju dan tidak setuju. Termasuk program IISMA ini, tidak sedikit juga masyarakat Indonesia yang menilai bahwa program tersebut merupakan program yang tidak penting dengan alokasi yang tidak jelas.Â
Hal ini berkaitan dengan privilege. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa IISMA hanya menguntungkan bagi orang yang ber-privelege karena dari tahap pendaftarannya sudah harus mengeluarkan banyak biaya, belum lagi untuk tes kemampuan Bahasa Inggris yang memerlukan biaya hingga jutaan.
Mereka yang kontra dengan program IISMA juga berpendapat bahwa belum ada manfaat yang berarti bagi masyarakat umum, mereka beralasan lebih baik anggaran pendidikan lebih banyak dikeluarkan untuk meratakan pendidikan dan menyejahterakan guru-guru yang ada di Indonesia, khususnya di daerah pedalaman.Â
Apalagi ada stigma dari beberapa masyarakat tentang anak IISMA yang hanya melakukan jalan-jalan atau foya-foya di luar negeri dengan menggunakan duit negara.
Namun, program ini juga juga tidak bisa disebut program yang sia-sia. Tentu permasalahan Pendidikan di Indonesia masih banyak yang perlu dibenahi dengan diberikan solusi yang benar dan aksi nyata, tetapi tujuan anak IISMA tidak hanya itu, justru mereka juga membantu untuk menyebarkan dan memperkenalkan budaya - budaya Indonesia ke negara yang dituju
Walaupun, output anak-anak IISMA belum terlihat, tetapi pastinya ilmu-ilmu yang diserap oleh anak IISMA akan berdampak besar, setidaknya beberapa tahun setelah ini karena semuanya perlu proses. Program IISMA dapat dipercaya sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan Bangsa Indonesia.
Terlepas dari kontranya, program IISMA sebenarnya merupakan salah satu program pendidikan pemerintah yang esensial karena memiliki tujuan dan manfaat yang bagus.
Semoga saja dapat terus dikembangkan dan membantu membenahi permasalahan pendidikan di Indonesia dan adanya asumsi liar jika IISMA hanya diperuntukkan bagi kaum ber-privelege dan dijadikan alasan untuk berfoya-foya juga tidak sepenuhnya benar, karena ada beberapa universitas yang mampu menutupi biaya-biaya tambahan tersebut, dan tidak sedikit juga mahasiswa yang bersungguh-sungguh untuk mengembangkan kemampuannya.Â
Maka dari itu, jangan jadikan istilah underprivileged atau orang yang kurang mampu menjadi alasan untuk menyerah menggapai apa yang kita inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H