Mohon tunggu...
Crysanti Restu NP
Crysanti Restu NP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa

Email : crnpcontact@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Intensi Social Loafing dalam Kerja Kelompok

25 Maret 2023   09:26 Diperbarui: 25 Maret 2023   12:11 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/orphdite 

Menanggung beban yang sebenarnya bukan kewajiban kita tentu bukan hal yang mudah. Anggota kelompok yang menimbun emosi dari teman yang lepad dari kewajibannya memungkinkan akan terkena gangguan kesehatan mental. risiko kesehatan mental ini dapat berupa depresi dan gangguan kecemasan. Mereka akan selalu merasa cemas manakala anggota kelompoknya ini menghosting atau mengerjakan seadanya. Akan adan banyak pertanyaan-pertanyaan seperti kecemasan kapan tugas itu akan selesai, yang akan terus berdengung di kepala mereka sehingga pada akhirnya, mereka harus turun tangan lagi membackup kerjaan anggota yang lepas dari tanggung jawabnya itu.

Jika hal tersebut terjadi  secaa terus-menerus, maka mungkin saja mereka akan jatuh sakit akibat kelelahan. Seperti yang kita ketahui bahwa, mahasiswa bisa mengerjakan tugas sampai larut malam bahkan sampai tidak tidur. Dan setelah itu semua, ending-nya juga tetap sama, nilai mereka tetap sama rata dengan pelau social loafing tadi.

Mereka menjadi hilang respect dengan orang tersebut sehingga menimbulkan rasa jera dan trauma untuk tidak ingin lagi tergabung dalam satu kelompok yang sama dengan orang itu. Mereka juga berpotensi  akan menjadi individualis karena merasa bahwa bekerja mandiri lebih efektif dan tentunya tak banyak mengalami tekanan batin dan sakit hati dibandingkan bekerja secara kelompok dengan orang-orang seperti itu.

Pada kasus seperti ini, pada akhirnya pihak yang lebih bisa diandalkan adalah mereka yang memberikan penilaian atau pengajar itu sendiri. Walaupun tidak bisa mengontrol secara keselruruhan mahasiswa untuk aktif berkontribusi dalam penugasan kerja kelompok, setidaknya dosen memiliki hak untuk memberikan penilaian secara lebih adil dengan mewajibkan setiap kelompok melaporkan rincian dan bukti pembagian tugas setiap anggota. Jadi, mahasiswa tidak hanya memberikan hasil kerja mereka, tetapi juga melaporkan behind the scene dari tugas tersebut.

Dengan cara ini, dosen tidak hanya menilai kelompok secara keseluruhan, tetapi juga menilai kinerja semua anggota dengan cara yang lebih subyektif, sehingga mereka yang bekerja lebih banyak mendapat nilai lebih baik, dan mereka yang sadar mendapat nilai lebih baik. Jika ada yang mengeluh nilainya kecil, ada bukti laporan kontribusi setiap anggota yang tidak ambigu sehingga nilainya bisa dihitung.

Menjadi seseorang yang hanya beban dalam kelompok bukanlah sesuatu yang pantas untuk dibanggakan. Sekecil apapun kontribusi yang diberikan akan memiliki dampak positif bagi orang lain. Maka, jangan sampai kalian terjebak dan nyaman dalam perilaku ini ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun