Salam sehat untuk para pembaca dimanapun berada, pada artikel kali ini saya akan membahas topik mengenai Pekan Olahraga Nasional atau PON yang ke 20 dan juga kita akan membahas tentang Provinsi Papua "Mentari Harapan Baru Dari Timur" yang ditunjuk sebagai tuan rumah perhelatan olahraga yang paling dinanti di Indonesia ini. Jadi tanpa membuang waktu lagi, yuk simak artikel ini!
Sekilas sejarah PON
PON atau Pekan Olahraga Nasional adalah pesta olahraga nasional sekaligus ajang bergengsi di dunia olahraga Indonesia yang diadakan setiap 4 tahun sekali dan diikuti oleh seluruh provinsi di Indonesia. PON yang pertama diselenggarakan di Kota Solo pada tahun 1948. Pada mulanya Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) berencana untuk mengirimkan kontingen Indonesia saat itu untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London pada tahun yang sama.Â
Akan tetapi, Indonesia tidak memenuhi persyaratan karena PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia pada saat itu belum diakui dan belum menjadi anggota International Olympic Committe (IOC), ditambah lagi permasalahan paspor Indonesia yang tidak diterima pemerintah Inggris pada masa itu membuat kepergian putra-putri terbaik Indonesia semakin pupus. Alhasil, para atlet yang akan dikirim tidak dapat diterima dan berpartisipasi dalam pekan olahraga sedunia tersebut.Â
Karena kegagalan keberangkatan kontingen Indonesia dalam olimpiade itu, maka pengurus besar PORI mengadakan Konferensi Darurat PORI di Solo pada 1-3 Mei 1948. Dari hasil konferensi, PORI sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga Nasional pertama pada tanggal 8-12 September yang berlangsung di Solo.Â
Solo dipilih sebagai tuan rumah PON I karena pada waktu itu Solo telah memenuhi semua persyaratan pokok dengan adanya stadio Sriwedari dan juga Solo termasuk kota dengan fasilitas olahraga yang terbaik di Indonesia. Selain sebagai solusi atas kegagalan keberangkatan para atlet Indonesia, PON I juga hadir membawa misi untuk menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia  sebagai negara yang baru merdeka dengan berbagai tekanan yang diberikan oleh Belanda, tetap sanggup untuk mengadakan pesta olahraga berskala nasional.
Papua sebagai tuan rumah PON XX ditengah pandemi virus Covid19
Provinsi Papua ditetapkan menjadi tuan rumah PON ke-XX tahun 2020 melalui Surat Keputusan (SK) Menpora No. 0110 tahun 2014 tertanggal 2 April, namun dikarenakan pandemi Virus Covid19 PON XX ditunda penyelenggaraannya hingga situasi kian membaik. Pada akhirnya pemerintah melalui Kemenpora memutuskan bahwa penyelenggaraan PON XX akan berlangsung pada tahun 2021 mulai 2 Oktober hingga 15 Oktober dengan berbagai pertimbangan, diantaranya :
- Pemerintah akan mengkaji mengenai kepastian tata cara pelaksanaan selama kompetisi berlangsung, mulai dari opsi pelaksanaan PON tanpa penonton, penyediaan kapasitas penonton hanya sebagian dari total daya tampung stadion, atau tetap dilaksanakan secara normal.
- Pemerintah akan mempelajari pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang digelar pada Juli-Agustus 2021 mulai dari penerapan protokol kesehatan dan kebijakan lainnya.
- Pemerintah akan memastikan bahwa seluruh kontingen PON XX hingga masyarakat di lokasi pertandingan telah menjalani vaksinasi sebelum pelaksanaan pertandingan untuk memastikan seluruh pihak yang terlibat aman dari virus Covid19.
Kesiapan Papua pada PON XX
Menurut situs resmi PON XX https://www.ponxx2020papua.com/ jumlah cabang olahraga yang akan diperlombakan yaitu mencapai 37 cabor dengan 6.442 atlet yang akan siap bertanding mewakili ke 34 kontingen yang ada. Rencananya Pekan Olahraga Nasional ke XX akan dibagi kedalam 4 kluster dengan lokasi yang berbeda-beda, yaitu klaster Kota Jayapura, klaster Kabupaten Jayapura, klaster Kabupaten Mimika, dan terakhir klaster Kabupaten Merauke.Â
Pembukaan dan penutupan PON XX akan berlangsung di Stadion Lukas Enembe yang berlokasi di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Stadion dengan kapasitas penonton mencapai 40.623 orang ini menjadi salah satu stadion dengan kapasitas terbesar di Pasifik. Menempati kawasan seluas 13,7 hektar, seluruh fasilitas Stadion Lukas Enembe telah berstandar internasional. Stadion ini juga memiliki 3 venue didalamnya, yakni lapangan sepakbola, akuatik dan lapangan tembak. Lapangan sepakbola di Stadion Lukas Enembe sudah berdasarkan kriteria lapangan yang dikeluarkan oleh FIFA, rumput lapangan yang dipakai merupakan jenis Zoysia Matrella (Linn) Merr atau rumput Manila yang juga digunakan di stadion-stadion dunia.
Stadion dan Maskot
Stadion Lukas Enembe merupakan stadion dengan arsitektur yang sangat megah dan kokoh, bahkan disebut-sebut memiliki kemiripan dengan stadion sepakbola terbesar kedua didunia, Salt Lake di India. Stadion yang dikelilingi ornamen baja melengkung dengan menonjolkan ukiran khas Papua yang berdesain Honai atau rumah adat Papua, terpilih sebagai salah satu Nominasi Stadion Terbaik Dunia 2019 oleh media online Polandia, StadiumDB.com. Sekalipun gagal bersaing dengan 21 stadion lain dari 19 negara, paling tidak dunia sudah tau bahwa "Mentari Harapan Baru dari Timur" ini memiliki venue olahraga kelas dunia.
Stadion Lukas Enembe mulai dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk 2016 dan selesai pada Juni 2019 dengan total biaya pembangunan sebesar Rp 1, 392 Triliun, lalu diresmikan secara virtual oleh Gubernur Papua Lukas Enembe pada 23 Oktober 2020. Setelah diresmikan, stadion yang semula bernama Stadion Papua Bangkit diganti namanya menjadi Stadion Lukas Enembe, nama Gubernur Papua sekarang, yang telah banyak berkontribusi dalam menjadikan Papua sebagai tuan rumah PON XX.
Maskot Kangpho atau Kangguru Pohon Mantel Emas adalah salah satu jenis kangguru pohon yang familiar dan identik dengan Papua. Tak lupa Burung Cendrawasih bernama Drawa juga dibuat sebagai maskot kedua pendamping Kangpho. Maskot Kangpho dan Drawa menggunakan rumbai pada bagian kepala dan pinggang sebagai gambaran busana ikonik asal Papua. Kangpho juga mengenakan mahkota dengan ikon Gunung Jayawijaya. Sedangkan Drawa pada bagian dadanya dilengkapi dengan tali merah putih, warna jingga pada bagian tubuhnya sebagai lambang kehangatan, persahabatan, dan cinta kasih.
Selain membangun tagline "Mentari Harapan Baru dari Timur", Papua juga mengangkat tagline "Torang Bisa" dalam PON XX yang merupakan bentuk penyemangat khas Papua. Jika kita melihat semua perkembangan dan kemajuan yang terjadi di Papua mulai dari sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) hingga ke sektor infrastruktur, maka tak heran jika panitia PON XX memakai jargon "Mentari Harapan Baru dari Timur" dalam ajang bergengsi ini. Panitia PON XX terus berusaha meningkatkan antusiasme masyarakat, salah satunya dengan cara mengadakan perlombaan dalam rangka 100 hari menuju PON XX, yaitu Kompetisi Blogger, Virtual Run & Virtual Ride, Kelas Inspirasi, Kolaborasi Anak Negeri (kolaborasi dari produk brand Papua yang eksotik dengan brand Nasional), Stand Up Comedy, dan Torang Show (talkshow virtual dengan perwakilan atlet dari 34 Provinsi yang akan bertanding di PON XX).
Sebagai penutup artikel ini, saya mau mengajak kita semua untuk turut mendukung terselenggaranya PON XX Papua 2021. Berbagai informasi seputar PON XX dapat kamu akses di situs resmi PON XX https://www.ponxx2020papua.com/ dan memfollow akun Instagram PON XX di @ponxx2020papua atau menuju link https://www.instagram.com/ponxx2020papua/. Terimakasih telah membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H