[caption id="attachment_342993" align="alignnone" width="600" caption="www.antaranews.com"][/caption]
Kabupaten Aceh Singkil adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota Kabupaten Aceh Singkil terletak di Singkil.
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.
[caption id="attachment_342995" align="alignnone" width="400" caption="harianterbit.com"]
Kondisi pesisir pantai Kabupaten Singkil
Akhir-akhir ini Abrasi pantai di kawasan Pulo Sarok Singkil, Kabupaten Aceh Singkil kini semakin parah dan mengkhawatirkan, karena tanggul pengaman pantai sudah jebol dan patah sehingga rumah warga nyaris digerus abrasi. Tanggul yang bernilai miliaran rupiah itu  sebagian besar telah berada di dalam laut. Hampir seluruh tanggul retak-retak dan sebagian posisinya miring. Sementara pada bagian bawah tanggul yang jebol air laut menggerus daratan di balik tanggul.
Sementara bangunan gudang pelabuhan di belakang tanggul pada bagian sudut pagarnya pondasi tampak menggantung karena digerus air laut. Rumah warga dan satu hotel di kawasan itu terancam tergerus abrasi. Sebelumnya, di depan pemukiman warga ini masih ada pondasi bangunan dan pagar eks kantor pelabuhan yang hancur pada tahun 2005 lalu. Namun, saat ini pondasi dan bagian pagar itu telah digerus ombak sehingga air laut bebas menghantam pemukiman. Abrasi di kawasan itu sangat mengkhawatirkan warga. Pemilik hunian bersama warga berupaya membuat tumpukan pasir dari goni dan penahan kayu keras (kayu damli) ditambah dengan balok cor beton untuk menahan laju abrasi.
Warga beserta pemilik hunian di kawasan Singkil  telah mengeluarkan biaya  puluhan juta rupiah membuat penahan laju ombak itu, namun abrasi sulit dibendung tanpa adanya bangunan khusus penahan abrasi. Pemilik hunian bersama warga sangat khawatir keselamatan bangunan hotel dan rumah mereka. Untuk itu, mereka  berharap pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten dapat mengupayakan pembangunan pengaman pantai dari abrasi.
Menanggapi kondisi ini, Ketua Forum Pemuda Peduli Bangsa (FP2B), Putra Sugianto menyebutkan, abrasi Pantai Pulo Sarok sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Pemukiman warga, pelabuhan, SPBU dan bangunan lainnya harus diselamatkan dengan konsentrasi pembangunan pengaman pantai yang berkualitas. Dikatakan, pemerintah harus konsentrasi menangani abrasi pantai tersebut sehingga pemukiman warga dan bangunan  lainnya dapat diselamatkan. Apalagi, tambahnya, di kawasan itu telah dibangun pelabuahn kargo dan dalam waktu dekat akan dibangun pelabuhan crude palm oil (CPO).
Tanam Mangrove
Sepertinya pemilik hunian bersama warga pesisir baiknya segera melakukan penanaman mangrove sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Mangrove merupakan sumber daya yang penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir yang berfungsi sebagai ruang berkembang biaknya sumber daya ikan, sabuk hijau ketika terjadi bencana, pencegah laju abrasi pantai hingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kayu. Namun, perlindungan hutan bakau tidak terlalu kuat karena tidak terdapat peraturan yang khusus mengatur mengenai perlindungan mangrove.
Mendesak beberapa hal kepada pemerintah kabupaten Singkil, yaitu menegaskan kewenangan pengelolaan hutan mangrove sebagai kewenangan dari KKP dalam hal sumber daya pesisir, menghentikan alih fungsi, atau konversi hutan mangrove menjadi perkebunan kelapa sawit atau pertambakan budi daya, dan menindak pelaku konversi hutan bakau yang merusak ekosistem pesisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H