Mohon tunggu...
Nun Urnoto El Banbary
Nun Urnoto El Banbary Mohon Tunggu... Penulis - adalah nama pena dari Urnoto.

Menulis apa saja, mulai kebaikan sampai kejahatan. Baik fiksi maupun nonfiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terjebak di Kamar Cinta

9 Mei 2013   04:19 Diperbarui: 17 Juni 2020   16:26 11319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: unsplash

Ajay bergidik mendengar ancamannya. Nyalinya sebagai laki-laki yang telah menelantarkan banyak pacarnya, tak berdaya sama sekali. Ancaman mereka, tak main-main.

"Sekarang, kamu boleh keluar masuk rumah ini," kata si Kumis.

Setelah introgasi selesai, Ajay kembali ke kamarnya seorang diri, dan kamar di kunci kembali dari luar. Ia merasa sudah seperti narapida di kamar kekasihnya. 

Ia seperti pesakitan. Ia hawatir orang tuanya di rumah akan mengetahui peristiwa yang dialaminya. Kalau sampai orang tuanya tau, maka ia pasti akan diusir dan tak diakui sebagai anaknya. Orang tua Ajay adalah seorang tokoh yang jadi panutan masyarakatnya.

Di kamar ia menggerutu sejadi-jadinya, pacar brengsek, lacur, penghianat, pengecut, setan alas, dan segala sumpah serapah lainnya.

Esoknya, tanpa ia mau mandi dan makan yang sudah disediakan pacarnya, ia minta pulang secepat mungkin. Sambil berpura-pura hendak masuk kuliah, Ajay minta diantar.

"Lo KTPnya, nggak mau diminta, Mas?" tanya pacarnya.

"Sudahlah Sayang, mungkin Bapak masih butuh! Ayo segera antarkan aku, ke kampus?" pinta Ajay merajuk.

Seminggu kemudian, Ajay berhasil mendapatkan KTPnya, lalu menghilangkan jejak, dan berujar pada angin, Sayang, bukan aku tak mencintaimu, tapi karena ulahmu dan ulah orang tuamu yang tak manusiawi, maka aku tak lagi bersimpati, alias: AKU BENCI! BENCI SEKALI!

Sampai hari ini, Ajay dalam pengejaran kekasihnya, siapa yang menemukannya silahkan hubungi: 086666666666, dan akan mendapatkan hadiah, kepala SETAN!

untuk yang punya kisah ini, segera bertobat dan kembali ke jalan yang benar, sebelum Tuhan memberikan pelajaran yang lebih mengerikan lagi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun