Mohon tunggu...
Bang Jali
Bang Jali Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Babak Belur oleh Anies dan AHY dalam Debat Pilgub DKI

14 Januari 2017   20:25 Diperbarui: 14 Januari 2017   20:50 6160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya pikir yang terjadi kemarin itu bukan Debat Calon Pemimpin tetapi Arena untuk Saling menjatuhkan diantara para Paslon (Pasangan Calon).

Yang menjadi catatan saya dalam Debat kemarin memang Ahok telah dijadikan bulan-bulanan oleh lawannya yang memang terbukti sudah sangat paham tentang  beberapa  kelemahan Ahok. 

Itulah sulitnya posisi Ahok karena memang pada dasarnya Kepemimpinan Ahok di Pemprov DKI ini banyak kelemahannya dan sudah diketahui oleh masyarakat luas.

Semua orang tahu bahwa salah satu kelemahan Ahok paling mendasar adalah Komunikasi Politiknya. Ini yang paling berdampak pada banyak hal termasuk salah satunya adalah Elektabilitasnya.

Banyak orang berteori politik soal Elektabilitas Ahok yang sangat minim itu. Dalam catatan saya, biasanya  atau umumnya seorang Petahana itu  selalu memiliki Elektabilitas diatas 50%.  Tetapi Ahok disebut-sebut hanya memiliki Elektabilitas 30%.  Sangat minim dan sangat beresiko untuk pertarungan di jenjang pilkada ini.

Saya pikir rendahnya Elektabilitas Ahok ini memang berkaitan dengan Komunikasi Politiknya yang buruk pada banyak pihak. Percaya atau tidak bahwa Kasus Penistaan Agama yang menjadikan Ahok sebagai Tersangka adalah buah dari Buruknya Komunikasi Politik Ahok.

Mungkin Ahok tidak bermaksud menghina Al-Quran, tetapi selanjutnya  Ahok  sepertinya tidak mampu  menyampaikan kekesleoan lidahnya itu banyak pihak sehingga mereka  akhirnya  telah menganggap Ahok memang  sengaja menghina Al-Quran.  Inilah salah satu bukti dari buntunya komunikasi politik Ahok dengan banyak pihak.

Bukti lain dari Buntunya Komunikasi Politik Ahok dengan masyarakat luas tercermin dari penilaian banyak orang bahwa Ahok  itu Arogan dan selalu berselisih paham dengan banyak pihak. Mereka bingung mengapa Ahok sering sekali berselisih paham dengan banyak pihak sehingga akhirnya mereka pun menyimpulkan bahwa Ahok memang arogan  dari sononya dan tidak mau mengalah.

Padahal sebenarnya tidak demikian. Ahok itu tidak arogan hanya saja media terlalu sering memberitakan sisi terburuk Ahok yang suka marah-marah kepada banyak pihak sehingga akhirnya banyak orang salah sangka terhadap  Ahok.

Contoh lain juga ada pada Relokasi Warga (Dibaca sebagai Penggusuran). Ini adalah isu yang sangat peka sekali bila digunakan untuk menjatuhkan penguasa Jakarta.  Sutiyoso dan Fauzi Bowo juga dulu pernah dibilang sebagai Tukang Gusur, akan tetapi akhirnya karena komunikasi politik yang lebih buruk akhirnya Cap itu akhirnya  jadi melekat erat pada Ahok.

Faktanya  Memang benar bahwa Penggusuran sudah dijadikan sebagai Pukulan yang sangat menyengat untuk Ahok. Dan itu telah dilakukan oleh Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono.  Keduanya “menembak” secara telak pada wajah Ahok dan itu berpengaruh pada penilaian para pemirsa maupun masyarakat luas.

Dalam debat kemarin Anies memang berhasil menelanjangi Ahok dengan mengungkit  Janji Politik Ahok pada masyarakat DKI yang tinggal di Bantaran Kali dimana Jokowi-Ahok pernah berjanji membangunkan  Kampung Deret yang faktanya tidak dilaksanakan sampai dengan masa tugas Ahok akan berakhir. Ini telak sekali karena sulit dibantah.

Anies mengatakan akhirnya warga Bantaran Kali tergusur 2 kali akibat keburukan managemen Pemprov DKI.  Warga bantaran kali direlokasi ke Rusun itu artinya mereka tergusur dari kampung yang sudah mereka tinggali belasan tahun.  Harus pindah dari Lingkungan yang sangat mereka cintai.   Dan penggusuran kedua terjadi  pada saat mereka tidak mampu membayar sewa Rusun yang ditinggali dan akhirnya mereka harus pindah tempat tinggal lagi.

Lain Anies, lain pula AHY yang juga menyoroti  Penggusuran yang dilakukan Ahok. AHY berjanji akan membangun Jakarta bukan saja Jakartanya saja tetapi berikut penghuninya.  Mereka berjanji tidak akan ada Penggusuran. Bahkan Cawagub Sylviana juga menyindir dan bertanya mengapa Warga Bukit Duri bisa menang di Pengadilan.  

Jadi bisa dikatakan isu Penggusuran ini memang benar-benar menjatuhkan nilai Ahok pada acara Debat Kemarin.

Isu berikutnya yang benar-benar memukul Ahok berada pada Isu Reklamasi yang memang selama ini kontroversial.  Sangat telak pukulan yang dibuat oleh isu ini.

Reklamasi pantai Jakarta selama ini sudah memposisikan Ahok sebagai Pro Pengembang. Sangat sulit menunjukkan ataupun membuktikan bahwa Reklamasi itu program yang pro rakyat Jakarta. Dan rahasia umum ini memang akhirnya digunakan oleh Anies dan AHY untuk menguliti habis Ahok.

Sangat mudah sekali Anies dan AHY  memposisikan diri mereka sebagai pihak yang tidak setuju dengan Reklamasi dan itu dipastikan tidak mungkin bisa diikuti oleh Ahok.  Sangat sulit bagi Ahok untuk mengklaim dirinya pro rakyat dalam Proyek Reklamasi yang kontroversial itu.

Dan isu yang terakhir dipakai oleh Anies Baswedan untuk menohok Ahok adalah Alexis. Ini cukup telak juga karena terbukti dan menjadi fakta bahwa  Ahok sangat gagah perkasa untuk menggusur  Kalijodo yang nota bene komplek maksiat kelas bawah sementara Ahok tidak berdaya sama sekali untuk menggusur Alexis, komplek Maksiat kelas atas.

Ahok sudah mencoba menyebutkan bahwa dirinya berani menutup Diskotik Stadium dan Diskotik Miles tetapi focus masalah sebenarnya berada pada isu Lokalisasi. Jadi pembelaan Ahok  dalam hal itu tidak berarti apa-apa.

Selanjutnya setelah diserang dengan berbagai isu itu membuat Ahok juga membalas menyerang tetapi sayangnya serangan Ahok itu serangan Senapan Angin tanpa peluru.

Ahok menyerang Anies berkaitan “kegagalannya “ sebagai Mendiknas. Ini tindakan yang tidak tepat. Faktanya dimata masyarakat luas Kinerja Anies Baswedan sebagai Menteri itu sangat mengesankan.  Sangat sulit membalikkan opini masyarakat luas terhadap kinerja Anies Baswedan sebagai mantan menteri. Seharusnya isu lain yang dipakai Ahok untuk menyerang Anies, terutama kelemahan pengalaman Anies dalam Birokrasi.  Ini mungkin lebih efektif.

Selain menyerang Anies, Ahok juga  menyerang Paslon AHY dengan Program-programnya seperti  Rumah Apung,.  Ini juga serangan tidak telak karena konsep Rumah Apung sendiri juga tidak dipahami oleh Ahok. Tidak ada detail yang bisa dijadikan senjata untuk menyerang AHY dalam program-programnya yang memang sudah disusun times Paslon nomor urut 1 ini.

Seharusnya bila Ahok ingin “menyerang” AHY secara telak adalah mempertanyakan  “ketidak-tahuan” AHY soal Birokrasi dan Perundang-undangan Pemerintah Daerah.  Ini pasti akan membuat dada AHY menjadi sesak napas.  Tapi ini ternyata tidak dilakukan oleh Ahok.

Akhirnya bila melihat secara keseluruhan Debat Pilgub DKI kemarin dapat dikatakan Ahok sudah menjadi bulan-bulanan para pesaingnya.

Semoga Debat berikutnya lebih bermutu dan tidak perlu ada serang menyerang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun