Beberapa kali mengelola kampanye brand. Sekarang kok trennya sepertinya pada terobsesi Key Performance Indicator (KPI), pokoknya harus trending topic. Kalau mengutip iklan Sosro, apa pun kampanyenya, KPI-nya Trending Topic!!! Semua merasa bangga ketika jadi trending topic. Bahkan saya baru tahu, ada agency khusus untuk ini.
Saya jadi miris kalau melihat fenomena ini. Kenapa? Ini menunjukkan pemahaman social media & digital marketing strategy yang masih setengah-setengah, sehingga yang dilihat hanya tujuan taktikal jangka pendek. Saya bukan anti pada KPI Trending Topic di Twitter. Tapi perlu dilihat lagi secara menyeluruh, apakah KPI ini sesuai dengan tujuan bisnis secara keseluruhan ketika membuat kampanye di Twitter? Saya pernah membahas mengenai tujuan bisnis dan strategi social media disini. Karena bagaimanapun tujuan akhir dari kampanye ini kan muaranya adalah penjualan atau penurunan biaya.
Lalu apa saja syarat yang membuat KPI Trending Topic menjadi masuk akal, dan sesuai dengan tujuan bisnis?
Talkable & Shareable Topic
Hal pertama yang harus ada, kampanye kita di Twitter seksi gak? Dalam artian apakah konsumen akan mau membicarakan hal ini? Sesuatu yang cukup berharga untuk diperbincangkan, karena belum pernah ada, keren, menyentuh, lucu, super wah dll? Kalau memang tidak punya unsur ini, mending buang jauh-jauh KPI Trending Topic. Yang ada agency-nya akan ngawur juga, yang penting klien senang. Trending Topic tapi ya gak berdampak apapun bagi brand yang dikelola.
Relate Back To Brand
Ini sering kali juga terlupa. Jangan senang dan bangga jadi trending topic, tapi orang cuma ikut-ikutan saja. tapi nggak kenal siapa pengusungnya. Nah sebenarnya ujung dari Trending Topic adalah brand awareness paling nggak harus dapet dong? Lho kalau nggak dapet juga, ya kan percuma.
Oleh karena itu, sangat disarankan di hashtag yang akan dikampanyekan ada brandnya misal #HappyPepsi, atau bila memang tidak ada brand di sana, pastikan di channel lain juga dikomunikasikan pesan yang sama jadi asosiasinya akan kembali ke brand.
Kalau trending topic, hashtag lepasan tanpa asosiasi ke brand sebenarnya sebuah euforia yang sia-sia, karena secara bisnis sama sekali tidak memberikan pengaruh. Hanya sekedar membuang-buang uang.
Relevant Target Audience
Ini juga perlu dicek, apakah kita trending topic disebabkan, dan menjangkau oleh audiens yang akan kita sasar? Atau sebenarnya ya yang penting trending topic. Misalnya targetnya mau ke eksekutif muda, tapi yang aktif bikin trending topic itu ABG belasan tahun. Apakah ini bisa dikatakan berhasil. Sekali lagi, akan terbuang sia-sia investasinya.
Maka tak pernah bosan saya menekankan, menentukan KPI yang relevan dan realistis itu sangat penting, untuk menjaga kesesuaian dengan tujuan akhir. Dan perilaku mereka yang terlibat di dalamnya, agar tidak mengambil jalan pintas, yang penting KPI tercapai.
Setuju dengan pendapat ini?
Tuhu Nugraha Dewanto
Mau diskusi lebih lanjut?
Follow on Twitter: @tuhunugraha
LinkedIn:Â http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H