Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Haruskah KPI Trending Topic?

13 Desember 2012   17:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali mengelola kampanye brand. Sekarang kok trennya sepertinya pada terobsesi Key Performance Indicator (KPI), pokoknya harus trending topic. Kalau mengutip iklan Sosro, apa pun kampanyenya, KPI-nya Trending Topic!!! Semua merasa bangga ketika jadi trending topic. Bahkan saya baru tahu, ada agency khusus untuk ini.

Saya jadi miris kalau melihat fenomena ini. Kenapa? Ini menunjukkan pemahaman social media & digital marketing strategy yang masih setengah-setengah, sehingga yang dilihat hanya tujuan taktikal jangka pendek. Saya bukan anti pada KPI Trending Topic di Twitter. Tapi perlu dilihat lagi secara menyeluruh, apakah KPI ini sesuai dengan tujuan bisnis secara keseluruhan ketika membuat kampanye di Twitter? Saya pernah membahas mengenai tujuan bisnis dan strategi social media disini. Karena bagaimanapun tujuan akhir dari kampanye ini kan muaranya adalah penjualan atau penurunan biaya.

Lalu apa saja syarat yang membuat KPI Trending Topic menjadi masuk akal, dan sesuai dengan tujuan bisnis?

Talkable & Shareable Topic

Hal pertama yang harus ada, kampanye kita di Twitter seksi gak? Dalam artian apakah konsumen akan mau membicarakan hal ini? Sesuatu yang cukup berharga untuk diperbincangkan, karena belum pernah ada, keren, menyentuh, lucu, super wah dll? Kalau memang tidak punya unsur ini, mending buang jauh-jauh KPI Trending Topic. Yang ada agency-nya akan ngawur juga, yang penting klien senang. Trending Topic tapi ya gak berdampak apapun bagi brand yang dikelola.

Relate Back To Brand

Ini sering kali juga terlupa. Jangan senang dan bangga jadi trending topic, tapi orang cuma ikut-ikutan saja. tapi nggak kenal siapa pengusungnya. Nah sebenarnya ujung dari Trending Topic adalah brand awareness paling nggak harus dapet dong? Lho kalau nggak dapet juga, ya kan percuma.

Oleh karena itu, sangat disarankan di hashtag yang akan dikampanyekan ada brandnya misal #HappyPepsi, atau bila memang tidak ada brand di sana, pastikan di channel lain juga dikomunikasikan pesan yang sama jadi asosiasinya akan kembali ke brand.

Kalau trending topic, hashtag lepasan tanpa asosiasi ke brand sebenarnya sebuah euforia yang sia-sia, karena secara bisnis sama sekali tidak memberikan pengaruh. Hanya sekedar membuang-buang uang.

Relevant Target Audience

Ini juga perlu dicek, apakah kita trending topic disebabkan, dan menjangkau oleh audiens yang akan kita sasar? Atau sebenarnya ya yang penting trending topic. Misalnya targetnya mau ke eksekutif muda, tapi yang aktif bikin trending topic itu ABG belasan tahun. Apakah ini bisa dikatakan berhasil. Sekali lagi, akan terbuang sia-sia investasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun