E-commerce yang berawal dari komunitas sudah punya pelanggan potensial yaitu anggota-anggotanya yang sangat loyal, dan akan sangat mudah digiring untuk membeli, karena faktor kepercayaan sangat tinggi pada lingkaran komunitasnya.
Prepare for Marathon not Sprint!
Tipe berikutnya yang hadir dengan masif, dan modal gede. Banyak sekali yang masuk di lingkup ini sebut saja Blibli.com, Plasa.com, lalu ada TokoBagus.com, Bhinneka.com, Zalora Indonesia, Rakuten Indonesia . Mereka hadir dengan modal yang sangat besar, branding gila-gilaan. Siapa yang akan bertahan atau tersungkur sangat tergantung dengan cara pikir manajemen.
Saya yakin kalau mindset yang dibangun ibarat pelari sprint, hajar iklan gila-gilaan investasi gede di awal, dengan harapan akan balik modal dalam waktu cepat. Maka bersiaplah gulung tikar, lalu tinggal sejarah. Kenapa? Saat ini potensi pasarnya memang masih sangat kecil.
Namun beberapa perusahaan sepertinya memang mengincar dan mengantisipasi masa depan. Mulai sekarang, edukasi pasar. Ketika pasar siap, dan e-commerce booming maka mereka akan panen raya. Untuk bisa bertahan ini, maka strateginya harus dipikirkan ibarat seorang pelari marathon, Anda harus tahu bahwa selama beberapa tahun awal mungkin akan terus merugi. Dan punya modal yang cukup untuk menyangga operasional perusahaan hingga beberapa tahun mendatang, sehingga tidak perlu jor-joran dan napsu di awal, tapi tidak berkelanjutan, karena kehabisan napas di tengah jalan. Kenapa? Karena perjalanan e-commerce Indonesia masih panjang.
Apakah Anda setuju?
Tuhu Nugraha Dewanto
Mau diskusi lebih lanjut?
Follow on Twitter: @tuhunugraha
LinkedIn:Â http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H