Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Survivor E-Commerce Indonesia

11 November 2012   16:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:37 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E-commerce yang berawal dari komunitas sudah punya pelanggan potensial yaitu anggota-anggotanya yang sangat loyal, dan akan sangat mudah digiring untuk membeli, karena faktor kepercayaan sangat tinggi pada lingkaran komunitasnya.

Prepare for Marathon not Sprint!

Tipe berikutnya yang hadir dengan masif, dan modal gede. Banyak sekali yang masuk di lingkup ini sebut saja Blibli.com, Plasa.com, lalu ada TokoBagus.com, Bhinneka.com, Zalora Indonesia, Rakuten Indonesia . Mereka hadir dengan modal yang sangat besar, branding gila-gilaan. Siapa yang akan bertahan atau tersungkur sangat tergantung dengan cara pikir manajemen.

Saya yakin kalau mindset yang dibangun ibarat pelari sprint, hajar iklan gila-gilaan investasi gede di awal, dengan harapan akan balik modal dalam waktu cepat. Maka bersiaplah gulung tikar, lalu tinggal sejarah. Kenapa? Saat ini potensi pasarnya memang masih sangat kecil.

Namun beberapa perusahaan sepertinya memang mengincar dan mengantisipasi masa depan. Mulai sekarang, edukasi pasar. Ketika pasar siap, dan e-commerce booming maka mereka akan panen raya. Untuk bisa bertahan ini, maka strateginya harus dipikirkan ibarat seorang pelari marathon, Anda harus tahu bahwa selama beberapa tahun awal mungkin akan terus merugi. Dan punya modal yang cukup untuk menyangga operasional perusahaan hingga beberapa tahun mendatang, sehingga tidak perlu jor-joran dan napsu di awal, tapi tidak berkelanjutan, karena kehabisan napas di tengah jalan. Kenapa? Karena perjalanan e-commerce Indonesia masih panjang.

Apakah Anda setuju?

Tuhu Nugraha Dewanto

Mau diskusi lebih lanjut?

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun