Mohon tunggu...
Tuhu Nugraha Dewanto
Tuhu Nugraha Dewanto Mohon Tunggu... Konsultan - Principal of Indonesia Applied Digital Economy & Regulatory Network (IADERN)

I am a digital and metaverse business consultant with a broad experience in various fields including consulting, training, lecturing, and digital campaign execution. My expertise lies in social media, digital transformation, integrated digital strategy, cybersecurity, and new technology such AI, blockchain, and metaverse. I have collaborated with over 100 clients across diverse industries and have been involved as a mentor in multiple startup incubation programs. In addition to my consultancy work, I am also an experienced trainer and guest lecturer, with over 2000 hours dedicated to teaching digital transformation, digital marketing, and social media. I have worked with large companies and institutions across Indonesia, and my opinions on digital marketing and social media have been featured in prestigious Indonesian media. Moreover, I have expanded my expertise to the international stage, speaking about new technologies like AI and blockchain in various countries including Dubai, Istanbul, and Singapore.

Selanjutnya

Tutup

Money

Social CRM Part 3: What Database?

7 Oktober 2012   10:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:08 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih dalam rangkaian tulisan mengenai Social CRM, dan kaitannya dengan digital strategy. Sebelumnya saya membahas, Social CRM bisa segera dimulai dengan mengumpulkan database, di artikel sebelumnya. Pertanyaan berikutnya , database apa yang harus dikumpulkan?

Pengalaman saya selama ini, selalu terjadi debat sengit antara kepentingan konsumen, dan kepentingan brand. Maksudnya dari sudut pandang mereka yang membela konsumen, biasanya tim teknologis dan User Experience (UX), menginginkan sesedikit mungkin data yang diambil dari konsumen. Karena semakin banyak kolom data yang harus diisi, maka kemungkinan bounce atau berhenti di tengah jalan makin besar.

Tapi di sisi lain, tim account atau brand owner biasanya pengen data yang dikumpulkan sebanyak-banyaknya, kalau bisa mungkin jumlah anak, nama istri dll. Karena mereka berpikir untuk jangka panjang, melakukan aktivitas lainnya bisa menggunakan database yang sudah ada.

Lalu bagaimana solusinya? Harus diambil jalan tengah diantara dua kepentingan ini. Ambillah hanya data-data yang memang akan sangat berguna untuk brand dan perusahaan di jangka panjang. Jadi prediksi ke depan aktivitas apa saja yang akan atau mungkin dilakukan, jadi bisa diidentifikasi data apa saja yang dibutuhkan.

Saya melihat ada beberapa data dasar, yang bisa dijadikan referensi untuk membuat standar database yang akan sangat bermanfaat di masa depan:

1. Nama

Nama konsumen penting untuk memberikan sentuhan personal bagi konsumen, apalagi di era digital dimana personalisasi komunikasi sangat dimungkinkan. Hal ini perlu ditekankan karena kelebihan strategi digital dan social media dibandingkan media konvensional, terletak pada personalisasi informasi dan pengalaman yang bisa ditawarkan ke konsumen.

2. Nomor Telepon

Nomor telepon penting untuk mengirimkan informasi  misalnya, special offer , event dll via sms, atau Anda mungkin suatu saat nanti butuh untuk menghubungi mereka via telepon misalnya ketika akan melakukan call back studies, riset dll.

3. E-mail

Alamat email konsumen sangat banyak gunanya untuk disimpan. Anda bisa mengirimkan newsletter yang mungkin berguna buat mereka, atau mungkin Anda ingin menginformasikan special offer atau event tertentu. E-mail mempunyai kelebihan Anda bia berkomunikasi dengan  jumlah karakter yang tidak terbatas, dan langsung bisa melakukan call to action, misalnya klik ke landing page website atau social media.

4. Kota

Saya lebih menyukai dan merekomendasikan Anda meminta konsumen memberitahukan kota, dibandingkan alamat lengkap. Mengapa? Karena pertama, bagi konsumen menulis alamat lengkap itu terkesan sangat melelahkan dan panjang. kedua, untuk kebutuhan kegiatan di masa depan, yang Anda butuhkan adalah mengkategorikan konsumen berdasarkan kota tempat tinggalnya.

Misalnya Anda ingin membuat sebuah event di Surabaya, maka Anda bisa mengirimkan e-mail atau sms hanya bagi mereka yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Ini akan membuat efisiensi, karena tidak perlu mengiinformasikan ke semua orang. Kedua, konsumen juga tidak merasa terganggu dengan informasi yang tidak relevan, yang bisa dikategorikan sebagai spam.

5. Tanggal Lahir

Tanggal lahir penting untuk memberikan informasi produk yang relevan, pada tahapan kehidupan tertentu. Misalnya ambil contoh Nestle, mereka punya rentang produk susu dari Ibu Hamil hingga dewasa, bila punya data kapan ulang tahun. Kita bisa memberikan informasi ketika anaknya balita minum Dancow, beranjak dewasa diedukasi untuk mengkonsumsi Milo.

Apabila data dasar ini dijadikan standar, dalam berbagai kampanye yang dilakukan. Saya yakin dalam satu atau dua tahun, Anda sudah mempunyai database yang sangat banyak, dan mereka ini adalah mereka yang tertarik dengan produk Anda. Jadi akan lebih mudah untuk membujuk mereka membeli. Ini berarti konversi ke pembelian juga lebih tinggi, dibandingkan berkomunikasi dengan mereka yang aawam, atau tidak tertarik dengan produk Anda.

Dari paparan ini, adakah data dasar lain, yang menurut Anda perlu ditambahkan?

Artikel lain terkait Social CRM:

Social CRM: The Future of Social Media & Digital Strategy

Tuhu Nugraha Dewanto

Follow on Twitter: @tuhunugraha

LinkedIn: http://www.linkedin.com/in/tuhunugraha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun