Mohon tunggu...
TUHU AGUNG MURDOPO
TUHU AGUNG MURDOPO Mohon Tunggu... Guru - SMA Patra Mandiri 2 Palembang

Pemula Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bukan Sebuah Pembuktian Part 2

6 September 2024   05:00 Diperbarui: 6 September 2024   13:49 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Tak terasa waktu sudah semakin senja, sinar mentari perlahan mulai menghilang Kami semua bergegas untuk kembali ke rumah masing- masing. 

Sesampainya dirumah, aku menceritakan kisah ketiga anak tersebut kepada orang tuaku, mereka pun terhanyut haru mendengarkan ceritanya. Dengan harapan yang sama orang tuaku juga mendo'akan semoga Allah swt selalu menjaga mereka dan suatu saat nanti akan ada hari bahagia buat mereka. 

"eh buk pak ...!" tegasku berkata pada mereka. 

Dulu aku pernah mengungkapkan isi hatiku sama bapak dan ibu, bahwa aku ingin sekali suatu saat nanti mengangkat anak laki - laki, seandainya Allah swt mengijinkan dan bapak ibu merestui bolehkah saya nanti mengangkat anak laki-laki ?

Sebenarnya bapak dan ibuku sangatlah setuju dengan niat baikku, tapi ya namanya orang tua selalu memberikan nasihat dan wejangan kepadaku, mereka menginginkan aku betul - betul matang dengan keputusanku, karena semua itu berat tanggung jawabnya. 

" nak.... Kalau kamu benar mau mengangkat anak laki-laki? kamu harus siap menanggung semua baik dan buruknya kedepan, karena kamu akan dihadapkan dengan hal-hal baru yang mungkin tidak sesuai dengan harapanmu. Apa betul kamu siap?"

"Insya allah Adam Siap pak buk." Jawabku

Malam harinya kembali muncul dalam benakku tentang Aris, dan aku merasa yakin dengan keputusanku anak mana yang akan kujadikan sebagai anak angkat, niat yang sudah lama sekali ingin kuwujudkan. dalam hati ini seperti yakin bahwa dia memang pantas untuk kujadikan sebagai anak angkat. 

Satu minggu berlalu tepatnya dibulan juni, minggu ketiga dibulan kelahiranku. Kupanjatkan rasa syukur atas nikmat yang sudah Allah swt berikan kepadaku, berupa nikmat sehat, nikmat kesempatan, sehingga aku masih bisa menjalani kehidupan ini.

Hidup seperti roda yang melaju kencang diperjalanan, kadang melewati jalan yang penuh kerikil tajam, ada juga melalui jalanan yang mulus tanpa hambatan, Namun aku meyakini bawah kita yang bernyawa (hidup) memang seharusnya seperti ini, karena tidak ada manusia yang hidup tanpa ujian dariNya.

Jalan hidupku tak semuanya manis, Allah swt maha adil, memberiku senyum dan tangis dalam hidupku. Allah swt sebaik pemilik skenario dalam hidup. Jadi sebagai manusia harus selalu berprasangka baik atas ketentuanNya dan harus selalu percaya akan janjiNya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun