Khusus untuk kubu Moeldoko, sebaiknya tidak perlu lagi melakukan langkah atau manuver berikutnya. Sudah tidak relevan lagi dan nihil manfaat. Semakin berjuang, maka hasil yang diperoleh justru makin merugikan, terutama citra dan eksistensi Moeldoko sendiri di muka publik.
Bukankah ketika masih ingin membawa persoalan ke pengadilan, maka yang dipertimbangkan hakim yaitu legalitas keberadaan KLB dan aturan partai politik?
Sementara faktanya, keputusan Kemenkumham menyatakan administrasi KLB tidak memenuhi prosedur, serta AD/ART Partai Demokrat yang sedang berlaku tidak bertentangan dengan aturan, alias sah.
Selanjutnya untuk kubu AHY. Sebenarnya tidak pantas lagi disebut kubu, sebab dengan Kemenkumham memutuskan sikap, artinya kepengurusan yang sah dan legal adalah yang tengah dipimpin AHY. Tidak ada lagi dualisme kepemimpinan di Partai Demokrat.
Sila dianggap benar atau salah, sesungguhnya di balik kemelut selama ini, yang paling diuntungkan adalah AHY dan para kader yang setia di Partai Demokrat. Kemunculan KLB telah menjadi momen besar untuk membersihkan "kader benalu", dan hal itu sukses terlaksana.
Sehingga aksi yang wajib dilakukan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY ke depan yakni tetap mewaspadai gerakan atau manuver susulan pihak-pihak yang enggan menerima kenyataan pahit, serta tidak lupa juga konsisten mempererat soliditas dan solidaritas.
Agenda politik nasional (pesta demokrasi) menanti untuk dihelat. Sebutlah Pilkada, Pileg, dan Pilpres. Bukan mustahil akan ada upaya dari pihak tertentu yang gigih merongrong Partai Demokrat, lewat balutan kasar maupun halus. Wajib dibaca cermat dan diantisipasi.
Partai Demokrat tidak dianjurkan untuk nyaman karena merasa sudah aman. "Musuh" mengerikan dan mematikan sedianya berada di balik selimut. Bahkan tidak terlihat dan sulit terjamah, namun perlahan menggaruk dan bahkan menusuk.
KLB terbukti mengungkap siapa kader sungguhan dan mana kader oportunis. Kehadiran pihak eksternal hanyalah tameng bagi kaum oportunis. Yakinlah, oportunis tidak mungkin berani tampil di depan secara terang-terangan.
Menutup tulisan ini, sebagai pertanyaan terakhir: Apakah hikmah di atas cuma berguna untuk Partai Demokrat? Tidak! Bagi semua partai politik dan seluruh anak bangsa.
Mari berpolitik dan berdemokrasi yang santun, beradab, dan sesuai prosedur. Sekali lagi, politik dan demokrasi dilestarikan untuk menciptakan peradaban baru yang lebih baik. ***