Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelantikan Biden-Harris dan Potensi Perpecahan di Tubuh Republik

22 Januari 2021   07:19 Diperbarui: 22 Januari 2021   07:53 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris | Foto: New York Post

Saya kurang tahu, bagaimana Trump dan Republik menetralkan relasi tegang di antara mereka. Apakah Trump setelah ini mau inisiatif melawat, atau Republik yang rendah hati "memeluk" Trump.

Prediksi saya, andaikata terjadi kesepakatan "damai", relasi Trump dan Republik mustahil sebaik sebelum-sebelumnya. Kemudian, agaknya Republik belum tentu mengusung Trump maju di Pilpres 2024. Pasti ada rasa kapok.

Selanjutnya, kalau Trump memang ingin maju sedangkan Republik tidak memberi restu (yang tentunya dapat dibaca oleh Trump), apa yang mungkin dilakukannya ke depan? 

Berbekal pendukung fanatik dalam jumlah besar, yang disebutnya "Patriot", Trump kemungkinan keluar dari Republik dan membentuk partai baru. Trump punya energi, modal keuangan, dan kesempatan yang cukup untuk melakukan itu.

Para pendukung Trump yang menyebut diri "Trumpisme" bakal mendesak terbentuknya partai baru. Mereka pasti tidak rela Trump berada di situasi sulit dan kehilangan cita-cita menjadi presiden untuk kedua kalinya.

Di mata pendukungnya, terbentuknya partai baru tidak terbatas untuk kepentingan Trump semata, tetapi sekaligus mengakhiri "sistem dua partai" (Demokrat dan Republik) di AS.

"Saya berharap partai baru dapat diluncurkan, Partai Patriot. Itu akan menjadi skenario terbaik, akhir dari sistem dua partai," kata Gia Maxson, salah seorang pendukung fanatik Trump dari North Carolina.

Apakah prediksi saya dan harapan Maxson mungkin terjadi? Tidak ada yang tidak mungkin. Namun sekali lagi, semua tergantung dari sikap dan tindakan Trump. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun