"Pemerintah harus menerapkan kebijakan pembangunannya dengan tetap menghormati hak-hak dasar masyarakat adat dan patuh terhadap kewajiban hukum internasional yang pemerintah sudah ratifikasi," ungkap Budi Tjahjono.
Demikian pengenalan singkat sosok Budi Tjahjono. Di sini tidak diuraikan informasi lengkap tentangnya. Sila pembaca menelusurinya di berbagai sumber.
Hal yang pasti, ia bukanlah "Hadi Tjahjono" (mantan Direktur Utama PT Jasindo) yang telah dieksekusi oleh KPK ke Lapas Sukamiskin pada 4 Mei 2019 karena tersangkut kasus korupsi premi fiktif. Nama sama, orang berbeda.
Baik di judul maupun di sub judul pertama artikel, penulis cantumkan label "konspirasi dan manuver" terhadap relasi Budi Tjahjono dan Uniterre. Mengapa? Meneruskan paparan sebelumnya, apa kaitan kepentingan Budi Tjahjono dengan bisnis kelapa sawit Indonesia di Swiss?
Benarkah Budi Tjahjono satu misi dengan Uniterre soal kelapa sawit? Atau seperti yang sedikit kelihatan bahwa ia punya misi khusus, dengan istilah lain melakukan "penunggangan"?
Dapatkah manuver Budi Tjahjono disebut mirip dengan yang pernah dan sedang dilakukan oleh Benny Wenda (di Inggris) dan Veronica Koman (di Australia), di mana sama-sama berbicara tentang Papua Barat?
Baca: Menyoal Benny Wenda, Warga Negara Asing yang Mengganggu Keutuhan NKRI
Hemat penulis, sesuai pengakuannya di Gedung Parlemen Swiss, misi utama Budi Tjahjono terbaca bukanlah semata penolakan produk kelapa sawit Indonesia, tetapi perjuangan kepentingan politik.
Oleh karena itu, Budi Tjahjono sungguh tidak berkapasitas masuk ke dalam kelompok Uniterre. Sangat disayangkan apabila lewat Uniterre, pemerintah Swiss memberi ruang kepada Budi Tjahjono untuk bermanuver. Ini pantas dianggap sebagai bentuk konspirasi.
Inkonsistensi Swiss dan Relasinya dengan Konflik Dagang Indonesia-Uni EropaÂ
Mari kembali ke masalah penolakan produk kelapa sawit Indonesia. Penulis berharap, potensi "rongrongan" Budi Tjahjono terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebaiknya segera diantisipasi pemerintah. Indonesia bisa memprotes Swiss atas "panggung" Uniterre kepada Budi Tjahjono.