Mengapa tidak cukup Edhy saja yang dimarahi, tanpa membawa-bawa nama Susi? Mengapa Hashim mengatakan bahwa kebijakan Susi soal pelarangan ekspor benur keliru?
"Menteri lama itu keliru, masa kita dilarang ekspor, dilarang budidaya? Menurut saya, banyak orang Indonesia itu berpotensi super power, produk kelautan kita yang besar, bukan Vietnam. Kebijakan menteri lama itu keliru," ujar Hashim.
Bahwa Hashim termasuk orang yang ikut mengusulkan agar ekspor benur dibuka, lalu sejanjutnya dikabulkan Edhy, seharusnya selesai persoalan itu. Tidak ada artinya lagi menyeret nama Susi. Bukankah Susi sekarang sudah menjadi masyarakat biasa?Â
Akhirnya yang terjadi apa? Susi rupanya tidak terima namanya kembali dibawa-bawa. Ia melayangkan protes terhadap Hashim lewat media sosial (Twitter). Ia meminta Hashim memberi klarifikasi, karena selain dianggap keliru, juga disebut pernah menangkap nelayan soal benur.
"Tuan Hashim yang terhormat, mohon info nama, alamat nelayan yang ditangkap oleh Susi. Saya tunggu jawaban Anda," tulis Susi di Twitter menanggapi berita terkait dirinya.
Dan untuk mempertegas bahwa ia tidak keliru, lewat unggahan video di Twitter sedang paddling (Sabtu, 5/12/2020), Susi menegaskan bahwa jika memang dulu kebijakannya tidak sesuai, seharusnya pihak-pihak yang merasa dirugikan mau menggugatnya di pengadilan. Tapi nyatanya tidak ada.
"Siang hari begini ngomong Susi keliru, dulu waktu saya masih menjabat, saya sudah bilang, siapa yang berkeberatan dengan kebijakan saya, bisa PTUN-kan saya. Kan sudah diganti semua yang keliru. Mestinya jadi benar. Kalau keliru diganti, masa keliru lagi?," ujar Susi di video.
Benar yang dikatakan Susi, pemilik kebijakan bukan lagi dirinya, melainkan Edhy. Kebijakan yang dianggap Hashim keliru mestinya sudah benar di tangan Edhy. Pantaskah Hashim disebut belum "move on" dari Susi?
Agaknya pantas. Bayang-bayang Susi ternyata masih menghantui pikiran Hashim, padahal Susi tidak lagi berurusan dengan perizinan benur, termasuk soal kasus yang menyeret Edhy.
Mudah-mudahan perdebatan Hashim dan Susi tidak berlanjut. Mengenai urusan ekspor benur, biarlah menjadi tanggungjawab dan kebijaksanaan menteri berikutnya (pengganti Edhy). ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H