Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma Bakal "Turun Takhta", Berikutnya?

18 Agustus 2020   15:24 Diperbarui: 18 Agustus 2020   16:02 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemungkinan besar Risma bakal tetap berkarya, entah di bidang atau tempat yang diputuskannya sendiri maupun atas anjuran pihak lain (warga dan partai politik).

Meskipun sudah berumur 59 tahun (tepatnya pada 20 November 2020 mendatang), Risma tampaknya masih memiliki energi serta kemampuan yang cukup untuk kembali melanjutkan karya pelayanannya.

Apakah Risma mengambil merancang sendiri atau menuruti anjuran (dorongan) pihak lain? Sepertinya poin kedua, dorongan pihak lain, dalam hal ini partai politik yang menaunginya.

Menjabat di posisi yang lebih tinggi sudah beberapa kali ditawarkan kepada Risma. Tawaran tersebut yaitu jabatan Gubernur DKI Jakarta atau menteri di kabinet pemerintah Joko Widodo. Namun ia selalu menolaknya, dengan alasan masih fokus mengurus Kota Surabaya.

Seandainya bersedia mengabdi kembali di bidang pemerintahan, jabatan gubernur atau menterikah yang dipilih Risma? Yang pasti salah satu dari keduanya.

Jika akhirnya Risma memilih ikut Pilkada (umpamanya Pilgub DKI Jakarta), maka harapan anggota DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus (pada Rabu, 31 Juli 2019 lalu) terhadapnya untuk mengurus masalah sampah di ibukota menjadi kenyataan. Dan mudah-mudahan memenangkan Pilkada kelak.

Namun bila kemudian yang dipilih Risma menjadi menteri, maka "pinangan" Joko Widodo dan PDI Perjuangan untuk ketiga kalinya sukses. Sebagian publik tahu bahwa ia sudah 2 (dua) kali ditawari jabatan menteri, yaitu pada 2014 dan 2019.

Sila publik menerka, mana yang akan dipilih Risma. Menurut penulis, ia kemungkinan besar masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Ia pasti bakal "didorong keras" lagi oleh partainya dan juga warga.

Dulu Risma menolak jabatan menteri karena dirinya masih berstatus walikota, sekarang tidak ada lagi alasan itu. Ia akan melunak dan patuh. Dirinya pasti diberikan "motivasi lebih" supaya mau menjadi "petugas partai" yang baik.

Sebagai menteri apa? Cuma Presiden Joko Widodo dan PDI Perjuangan yang tahu. Yang jelas, kesediaan Risma harus menunggu Februari 2021 dan datangnya reshuffle kabinet. Bukankah presiden sempat mengungkit wacana reshuffle beberapa waktu lalu? Tunggu saja tanggal mainnya.

Selamat memasuki akhir jabatan, Bu Tri Rismaharini. Semoga warga Surabaya puas atas pengabdian ibu. Sukses selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun