Kedua, Presiden Jokowi ingin menunjukkan pesan tegas kepada Anies untuk mengantisipasi bencana banjir jauh-jauh hari, bukan di saat sudah terjadi baru kemudian grasak-grusuk.
Apalagi sampai masih sempat-sempatnya berdebat dengan Basuki Hadimuljono soal penyebab utama banjir dan juga mengatakan bahwa antisipasi banjir cukup dilakukan oleh masing-masing lurah karena menganggap DKI Jakarta tidak begitu luas.
Ketiga, memilih turun ke lapangan dan mengambil Waduk Pluit sebagai simbol pesan, Presiden Jokowi mau memastikan kembali kepada warga DKI Jakarta bahwa niatnya untuk menanggulangi banjir (sesuai janji kampanye saat Pilpres 2014) tetap diperjuangkannya.
Cuma, dalam mewujudkan janji "menanggulangi banjir dari Medan Merdeka Utara", Presiden Jokowi butuh partner yang bersedia diajak diskusi, bekerjasama, tidak menghindari tanggungjawab dengan berbagai macam alasan, dan seterusnya.
Intinya Presiden Jokowi tetap ingat dengan janji-janjinya membantu DKI Jakarta. Buktinya, dalam keadaan sibuk pun, beliau berkenan (meski terpaksa) merangkap tugas sebagai "wakil gubernur sementara", sembari menunggu kapan penunjukkan dan pelantikan wakil gubernur definitif.
Apa pun itu, upaya penanggulangan banjir, membantu para korban, dan mencari solusi berikutnya yang utama. Tidak perlu lagi memperdebatkan siapa yang paling berjasa dan siapa yang tidak. Semoga perhatian orang-orang berbaik hati terbagi juga kepada para korban di wilayah lain.
***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H